https://jateng.times.co.id/
Gaya Hidup

Pemilihan Pasangan yang Tepat Pengaruhi Kesehatan Jantung, Lho

Sabtu, 15 Februari 2025 - 00:00
Pemilihan Pasangan yang Tepat Pengaruhi Kesehatan Jantung, Lho Pemilihan pasangan yang tepat bisa mempengaruhi kesehatan jantung (FOTO: Freepik)

TIMES JATENG, JAKARTA – Memilih pasangan memang tak bisa sembarangan, apalagi hal itu bisa berpengaruh pada kesehatan jantung.

Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Mega Febrianora.

Menurutnya, dalam memilih pasangan, seseorang perlu memperhatikan kecocokan empat hal yakni kompatibilitas fisik, inteligensia, emosional serta seksualitas. Ini demi memastikan jantung tetap sehat karena adanya rasa aman dan tenang.

"Sebagai seorang kardiologis, mungkin nasihatnya adalah cari pasangan yang good for your heart. Pasangan yang baik untuk jantung. Pasangan yang menenangkan, pasangan yang gak bikin tensi naik, gak bikin deg-degan karena emosi terus," kata Mega di Jakarta, Jumat (14/2/2025) seperti dikutip Antara.

Love Hormones

Mega menyebutkan dalam sebuah hubungan cinta yang stabil, terdapat produksi dua jenis hormon. 

Pertama hormon oxytocin yang memberikan keterikatan secara emosional, ketenangan, dan rasa percaya. Selain itu ada pula vasopressin, hormon yang membuat seseorang ingin setia dalam hubungan.

Untuk mempertahankan keduanya, dibutuhkan upaya dari keduanya dalam sebuah hubungan, sehingga kecocokan pasangan menjadi penting. 

Dia mencontohkan sejumlah hal yang dapat dilakukan, misalnya memeluk pasangan selama 20 detik, memeluk pasangan delapan kali dalam sehari atau mencium pasangan selama minimal enam detik.

"Ada usaha yang dilakukan untuk mempertahankan si love hormone tersebut, yang akhirnya membuat efeknya adalah jantung jadi tenang. Jantung jadi tenang, blood pressure-nya jadi turun, heart rate-nya jadi turun," kata Mega.

Love Language

Upaya-upaya tersebut, katanya, juga menjelaskan mengapa sejumlah orang memiliki bahasa cinta (love language) berupa kontak fisik. 

Jika sedang dalam hubungan atau pernikahan jarak jauh, lanjut dia, maka pasangan dapat melakukan hal lainnya yang juga dapat memproduksi hormon oxytocin tersebut.

Karena itu, katanya, kematangan emosional seseorang serta kemampuannya menyelesaikan masalah menjadi faktor-faktor penting dalam memilih pasangan guna memastikan kesehatan jantung.

Dia juga menjelaskan bahwa menurut sejumlah studi, kestabilan emosional seseorang terbentuk pada usia 30-an. Sementara pada usia 20-an manusia masih belajar untuk menjadi dewasa. Sayangnya di Indonesia biasanya orang menikah pada usia 20-an.

"Masa-masa di mana kita tuh belum matang atau belum stabil secara emosional. Kemudian, misalnya nih, let's say pasangannya berubah. Dan ketika pasangannya berubah, mungkin tipenya udah berubah juga. Chemistry-nya juga jadi gak dapat," katanya.

Namun, lanjut dia, hal tersebut bukan sesuatu yang mutlak, karena ada yang matang secara emosional pada usia 20-an. Dia pun mengingatkan untuk tidak perlu terburu-buru mencari pasangan dan lebih cermat memilih. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.