TIMES JATENG, BANTUL – Ruang Kolaborasi Pemuda (RKP) Kabupaten Bantul sukses menyelenggarakan workshop wirausaha pembuatan parfum yang dihadiri ratusan pemuda di Kabupaten Bantul. Acara ini dilangsungkan di Kafe Nuri, Sewon, Bantul, pada Minggu (3/11/2024).
Kegiatan ini menjadi ajang bagi para pemuda untuk memperoleh ilmu dan motivasi dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Workshop tersebut diawali dengan diskusi yang menghadirkan dua narasumber inspiratif yakni Anggota DPD RI dapil DIY, Yashinta Sekarwangi Mega, serta pegiat pemberdayaan perempuan Kabupaten Bantul, Dwi Joko Purnomo.
Diskusi ini menyoroti pentingnya upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bantul dan daerah sekitarnya melalui pemberdayaan pemuda, sekaligus mendorong pengembangan kreativitas dan inovasi pemuda dalam bidang ekonomi.
Dalam sambutannya, Dwi Joko Purnomo menekankan bahwa angka kemiskinan di empat kabupaten dan satu kota di Yogyakarta masih menjadi tantangan besar. Menurutnya, penting bagi setiap individu, terutama para pemuda, untuk memiliki keterampilan dan kemandirian dalam menciptakan peluang kerja yang berkelanjutan.
Ia berharap melalui program Ruang Kolaborasi Pemuda (RKP), para pemuda dan pemudi mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang pada gilirannya akan melahirkan pengusaha-pengusaha muda, terutama di Kabupaten Bantul.
"Perempuan harus berwirausaha dengan penuh komitmen dan kesukaan. Ketika terjun ke masyarakat, kita harus berteman dengan baik dan menjadi inspirasi yang membawa kebaikan," ungkap Dwi.
Ia juga mengingatkan pentingnya menetapkan target apa yang akan digapai agar tidak terombang-ambing tanpa arah. "Seperti pepatah Jawa, urip iku urup—hidup harus bermanfaat dan berguna bagi masyarakat," tambahnya.
Harapannya, para peserta dapat menerapkan nilai ini dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan.
Sementara itu, Yashinta Sekarwangi Mega menyampaikan pentingnya peran pemuda dalam menjembatani aspirasi masyarakat.
Ia berbagi pengalamannya sebelum terjun ke dunia politik, dimulai dari latar belakang pendidikan di bidang Hubungan Internasional UGM hingga bekerja di Kementerian Perdagangan, yang memberinya wawasan luas dalam menghadapi tantangan global.
Ia kemudian melanjutkan studinya di S2 Komunikasi Politik di Universitas Indonesia. "Kerja politik bukan hanya tentang meraih kekuasaan, tetapi lebih kepada kerja kemanusiaan," jelas Yashinta.
Ia menekankan bahwa pemuda memiliki peran krusial dalam memajukan bangsa melalui kolaborasi dan inovasi. Yashinta berharap Indonesia Emas 2045 akan memberikan ruang yang lebih berpihak kepada pemuda dan mendorong mereka agar tidak apatis terhadap politik.
"Perjuangan tidak instan dan membutuhkan konsistensi. Seperti ungkapan, terbentur-terbentur-terbentur, baru terbentuk. Itulah proses membangun kekuatan pemuda untuk menyampaikan keresahan mereka agar bisa diakomodasi," ujarnya.
Workshop wirausaha pembuatan parfum ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang memotivasi pemuda Kabupaten Bantul untuk mengembangkan potensi dan berkontribusi aktif dalam pembangunan ekonomi daerah.
Kesuksesan acara ini menunjukkan bahwa semangat kolaborasi dan kemauan belajar menjadi kunci dalam mencetak generasi muda yang berdaya saing tinggi.
Di momen yang sama, Ketua Panitia Endah Ria Ningsih menyebut workshop bertajuk 'Merangkai Wangi' ini diinisiasi oleh Ruang Kolaborasi Pemuda Bantul untuk mengembangkan keterampilan meracik parfum bagi para pemuda kabupaten Bantul.
Endah Ria Ningsih, berharap program ini dapat membangkitkan semangat kewirausahaan di kalangan pemuda Kabupaten Bantul. "Alhamdulillah, acara ini disambut antusiasme para pemuda terutama generasi Z di Bantul," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Ronny Wicaksono |