TIMES JATENG, JAKARTA – Korea Utara meluncurkan rudal terkuat di dunia (ICBM) Hwasong-19 yang terbang selama 86 menit dengan penerbangan terpanjang selama 18 jam sebelum akhirnya jatuh ke perairan di lepas pantai timurnya.
Korea Utara berusaha menegaskan, bahwa mereka tidak akan pernah mengubah sikapnya dalam memperkuat kekuatan nuklirnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk peluncuran itu, yang menurutnya merupakan pelanggaran nyata terhadap resolusi Dewan Keamanan yang relevan.
Menurut Korea Utara dan juga militer Korea Selatan serta Jepang Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un juga mengawasi langsung pengujian rudal Hwasong-19 yang terbang lebih tinggi dan lebih jauh dibandingkan rudal sebelumnya itu.
Kantor Berita Pusat Korea resmi Korea Utara juga memuji rudal strategis paling kuat di dunia itu.
Sementara Kim Jong-un menyatakan sangat puas atas keberhasilan peluncuran tersebut.
Rudal berbahan bakar padat yang canggih, yang sulit dideteksi dan dihancurkan itu telah lama menjadi salah satu sasaran militer Kim yang paling menonjol.
Menurut Central News Agency, uji coba terbaru ini membuktikan bahwa pengembangan rudal yang membawa senjata nuklir oleh Korea Utara benar-benar tidak dapat diubah.
ICBM itu ditembakkan pada sudut yang sangat tinggi dan mencapai ketinggian 7.000 km (4.350 mil).
Ini berarti bahwa rudal ini bisa menempuh jarak lebih jauh jika diluncurkan secara horizontal.
Peluncuran hari Kamis itu melanggar pembatasan PBB dan terjadi pada saat memburuknya hubungan antara kedua Korea dan meningkatnya retorika agresif Pyongyang terhadap Seoul.
Korea Selatan telah memperingatkan pada hari Rabu, bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk menembakkan ICBM saat mendekati pemilihan presiden AS pada tanggal 5 November.
Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan, uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan senjata yang menembakkan lebih jauh dan lebih tinggi.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan dalam laporan langka pada hari yang sama di media pemerintah bahwa peluncuran tersebut menunjukkan keinginan kami untuk menanggapi musuh-musuh kami dan menggambarkannya sebagai tindakan militer yang tepat.
"Saya menegaskan bahwa Korea Utara tidak akan pernah mengubah pendiriannya untuk memperkuat kekuatan nuklirnya," kata Kim Jong-un.
Amerika Serikat menyebut peluncuran hari Kamis itu sebagai "pelanggaran mencolok terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB".
"Hal ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus memprioritaskan senjata pemusnah massal dan program rudal balistiknya yang melanggar hukum dibandingkan kesejahteraan rakyatnya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Sean Savett dalam sebuah pernyataan.
Korea Selatan mengatakan, akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas peluncuran tersebut.
Televisi Korea Utara juga menayangkan rekaman peluncuran rudal balistik
Negara tetangganya, China juga menyatakan prihatin atas peluncuran yang dilakukan Korea Utara itu.
Korea Utara terakhir kali menembakkan ICBM pada Desember 2023, dan itu juga bertentangan dengan sanksi PBB yang telah lama berlaku dan melumpuhkan. Rudal tersebut waktu itu menempuh jarak sekitar 1.000 km dan menempuh waktu selama 73 menit.
Para pakar Korea Utara meyakini peluncuran itu ditujukan untuk meningkatkan muatan rudalnya.
"Korea Utara telah mengembangkan rudal yang bisa menyerang daratan Amerika Serikat bahkan jika membawa hulu ledak yang lebih besar dan lebih berat" atau bahkan beberapa hulu ledak," kata Kim Dong-yup, asisten profesor di Universitas Studi Korea Utara.
Jepang juga mengatakan, pihaknya memantau peluncuran pada hari Kamis itu.
"Pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat bertemu setelah peluncuran dan sepakat untuk mengambil sikap yang kuat dan beragam," kata militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
"Militer kami mempertahankan kesiapan penuh karena kami secara erat berbagi informasi balistik Korea Utara dengan otoritas AS dan Jepang," tambahnya.
Peluncuran rudal Hwasong-19, rudal terkuat di dunia pada hari Kamis itu terjadi setelah Korea Selatan dan AS menuduh Korea Utara mengirim 10.000 pasukannya ke Rusia untuk mendukung perang Vladimir Putin di Ukraina. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Korea Utara Luncurkan Rudal Terkuat di Dunia
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Deasy Mayasari |