TIMES JATENG, PACITAN – Di Desa Gondang, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, hidup seorang nenek yang masih tampak segar, padahal usianya sudah 93 tahun. Namanya Mbah Disah.
Di saat banyak orang seusianya memilih beristirahat sepanjang hari, ia tetap aktif, mandiri dan sehat.
Tinggal bersama salah satu anaknya, Mbah Disah menjalani hidup dengan pola yang teratur. Tidur pukul 20.00 WIB, bangun pukul 04.00 WIB, lalu memulai hari dengan memasak dan mengurus ayam peliharaannya.
Soal makan, ia tak neko-neko. “Yang penting segar dari kebun sendiri,” katanya, Rabu (19/2/2025).
Sayuran hasil kebun keluarga menjadi menu utama sehari-hari, tanpa bahan pengawet, tanpa makanan instan. Ia juga disiplin minum obat sesuai anjuran dokter.
Kesadaran akan kondisi fisiknya juga tinggi. Jika merasa lelah atau pusing, ia tak memaksakan diri. “Ya, istirahat dulu,” ucapnya. Pagi harinya, Mbah Disah sering membersihkan halaman sambil berjemur. Aktivitas ini, katanya, membuat tubuhnya tetap bugar.
Sejak muda, ia terbiasa berjalan kaki ke mana-mana. Kebiasaan ini mungkin yang membuatnya tetap kuat hingga kini. Tak hanya fisik, pikirannya juga sehat. “Jangan terlalu berlarut dengan apa yang sudah terjadi,” katanya.
Sikapnya yang tenang dan ikhlas menghadapi hidup menjadi kunci kebahagiaannya. Dukungan keluarga juga jadi faktor penting. Anak-anaknya yang telah berkeluarga tetap rutin berkunjung. “Jangan lupa orang tua dan tetap jaga kesehatan,” pesannya.
Mbah Disah mengingatkan kita bahwa umur panjang bukan soal keberuntungan, tapi soal keteraturan dan konsistensi dalam hidup sehat. Makan alami, tidur cukup, tetap bergerak, dan berpikir positif, itulah resepnya. (*)
Oleh: Muhammad Qori Al Amin, Mahasiswa Magang Non Kependidikan STKIP PGRI Pacitan.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rahasia Sehat di Usia 93 Tahun ala Lansia dari Pacitan
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |