TIMES JATENG, TEMANGGUNG – Keberadaan sebuah lngkungan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan SDM yang berkualitas. Terlebih lingkungan pondok pesantren, di mana pembentukan karakter menjadi hal yang utama.
Mereka yang belajar di pesantren, yang lazim disebut santri, mempunyai peran yang penting dalam pelestarian lingkungan, karena mereka mempunyai ruang lingkup sendiri atau mengabiskan waktunya di lingkungan pesantren.
"Tantangan utama santri adalah pelestarian lingkungan, karena banyaknya santri yang berkegiatan di pondok. PKM ini mempunyai harapan agar para santri memiliki jiwa bersih dhahiran wa bathinan (bersih lahir batin)," jelas Zaidatul Arifah dalam acara Diseminasi PKM Diktis Kemenag RI pada Kamis (12/12/2024) di Rumah Makan Kampung Sawah, Temanggung.
Sebelumnya, Zaidatul selaku ketua tim pengabdi melakukan pre research di berbagai pesantren. Tim ini meneliti tentang lingkungan yang terkait dengan sampah, iklim, dan hal lain yang berhubungan dengan lingkungan di pesantren.
"Dari temuan di lapangan, santri merupakan aset SDM dan agen yang strategis dalam pelestarian lingkungan," ucap Zaid yang juga menjadi ketua panitia dalam kegiatan ini.
Santri diharapkan tidak hanya menulis kitab kuning namun juga peduli terhadap lingkungan serta tidak apatis terhadap kearifan lokal yang ada.
Luluk Ifadah, M.S.I dan Zaidatul Arifah, M.Pd berfoto bersama usai acara Desiminasi yang mereka gelar. (FOTO: Hermanto/ Times Indonesia)
"Santri mampu menuangkan ide-ide cemerlangnya, ramah terhadap berbasis agama, mampu menulis yang dituangkan dalam esai sehingga dibukukan ISBN, menjadi pena literasi untuk pesantren ramah lingkungan," lanjut Zaid.
Senada dengan Zaid, Luluk Ifadah, menambahkan bahwa lingkungan menjadi sandingan pesantren para santri untuk menjadi inspirator.
Sementara itu salah satu tamu undangan dari PKBKP, Sigit Tri Utomo menekankan tentang tirakat seorang santri.
"Menulis hingga bisa menjadi sebuah jurnal, juga bisa dikatakan tirakat nya seorang santri jaman sekarang," ucap calon doktor ini saat sesi evaluasi.
Senada dengan Sigit, Gus Syauqi salah satu pembina pesantren Mua'limmin, memberikan masukan agar para santri menjadi pioner dalam mewujudkan pesantren ramah lingkungan.
"Santri harus bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga dan merawat lingkungan, berbekal ilmu yang diperoleh dari pondok, hal tersebut mestinya bukanlah hal yang sulit," ucapnya.
Kegiatan PKM yang menghadirkan DPRKPLH Kabupaten Temanggung, PD Pontren, Komunitas Pencinta Alam Sindoro, pembina pesantren hingga para santri di Kabupaten Temanggung, Dekan FTK dan perwakikan PKBKP INISNU, KSS3G, pakar Bahasa Universitas Ma'arif Kebumen, LPBI NU Temanggung, diakhiri dengan acara makan bersama, untuk mempererat hubungan baik yang sudah terbina selama ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Wujudkan Pesantren Ramah Lingkungan, Dosen INISNU Gelar Diseminasi PKM Diktis Kemenag RI
Pewarta | : Hermanto |
Editor | : Deasy Mayasari |