TIMES JATENG, JAKARTA – Menteri Agama RI (Menag RI) Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa apabila kaum Muslim di tanah air hendak mengembangkan diri menjadi umat yang lebih baik dalam aspek keimanan, ilmu pengetahuan, ekonomi dan kesejahteraan sosial, maka memakmurkan masjid harus digalakkan.

"Kalau kita ingin mengembangkan umat, mari memakmurkan masjid sekaligus kita akan dimakmurkan masjid," katanya saat menjadi khatib dalam shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/1/2025).

Menag RI menyampaikan pula bahwa umat Islam di Indonesia menghadapi tantangan untuk menjadikan masjid tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan atau tempat untuk beribadah semata, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan lain.

"Sekarang, tantangan kita adalah bagaimana menjadikan masjid yang berada di pusat-pusat pemukiman masyarakat ini tidak hanya digunakan untuk salat," imbuhnya.

Ia mencontohkan masjid yang memberdayakan umat adalah masjid yang dibangun Rasulullah. 

Menurutnya,  melalui masjid-masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah yakni Masjid Quba dan Masjid Nabawi, kota tersebut dapat menjadi kota Muslim dalam waktu singkat. Bahkan, urusan kesekretariatan negara dijalankan pula di masjid-masjid.

"Hanya sekitar 80 persen masjid yang dibangun Nabi digunakan untuk ibadah shalat, selebihnya itu kesekretariatan negara. Seluruh urusan kenegaraan diselesaikan di masjid. Bahkan, masjid nabi pun dipakai untuk rapat-rapat tokoh lintas agama," ujar dia.

Selain itu, Menag juga menyampaikan bahwa umat Islam yang tidak pergi ke masjid merupakan mereka yang mengalami banyak kerugian.

"Orang yang malas ke masjid, rezekinya kecil karena pusat informasi, ekonomi, ada di masjid. Pusat informasi pendidikan ada di masjid, pusat informasi peperangan ada di masjid. Bahkan, masjid Rasulullah dijadikan tempat latihan perang. Itu di hadits Nabi, ada itu," tegas Menag RI, Nasaruddin Umar. (*)