https://jateng.times.co.id/
Pendidikan

Hari Buku Nasional 2025 dan Refleksi Literasi Indonesia

Sabtu, 17 Mei 2025 - 07:45
Hari Buku Nasional 2025 dan Refleksi Literasi Indonesia Ilutrasi: Tingkat Gemar Membaca (TGM) nasional dikategorikan dalam level “sedang”. (FOTO: freepik.com)

TIMES JATENG, JAKARTA – Setiap 17 Mei, Indonesia memperingati Hari Buku Nasional, sebuah momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen bangsa terhadap literasi dan budaya membaca. Hari ini bukan sekadar selebrasi, melainkan pengingat bahwa akses terhadap buku dan kemampuan membaca adalah fondasi dari kemajuan peradaban.

Peringatan Hari Buku Nasional pertama kali diresmikan pada tahun 2002 oleh Menteri Pendidikan Nasional kala itu, Abdul Malik Fadjar. Tanggal ini dipilih bertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980.

Sejak saat itu, berbagai lembaga pendidikan, komunitas literasi, dan pegiat buku turut serta menggaungkan pentingnya membaca di tengah masyarakat.

Literasi di Indonesia

Data terbaru menunjukkan adanya peningkatan dalam indeks literasi masyarakat Indonesia. Berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang dirilis Perpustakaan Nasional, skor nasional meningkat dari 64,40 pada 2022 menjadi 73,52 pada tahun 2024.

Sementara itu, Tingkat Gemar Membaca (TGM) nasional juga naik menjadi 72,44, yang dikategorikan dalam level “sedang”.

Namun di balik capaian tersebut, tantangan besar masih membayangi. Laporan UNESCO menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%, atau satu dari seribu orang yang benar-benar gemar membaca secara aktif.

Dalam laporan PISA 2022, skor literasi membaca siswa Indonesia berada di angka 371, jauh di bawah rata-rata negara OECD.

Upaya Pemerintah dan Peran Teknologi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan program pencetakan dan distribusi 27 juta buku bacaan bermutu ke lebih dari 9.000 sekolah dasar di seluruh Indonesia. Program ini diharapkan mampu memperluas akses buku dan memperkuat literasi sejak usia dini.

“Program ini menjadi langkah awal untuk menjawab tantangan rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia akibat kurangnya kebiasaan membaca sejak dini,”  kata Nadiem Makarim dalam peluncurannya.

Sementara itu, peran teknologi turut memberi angin segar. Munculnya komunitas digital seperti bookstagram dan booktok menjadi ruang baru bagi generasi muda untuk berinteraksi dengan buku.

Melalui media sosial, pengalaman membaca dibagikan dan dimaknai bersama, menjadikan literasi bagian dari gaya hidup yang relevan dan menyenangkan.

Gerakan Bersama untuk Kemajuan Menyeluruh

Hari Buku Nasional adalah ajakan untuk merenung: sudahkah kita memberi tempat yang layak bagi buku dalam hidup sehari-hari? Buku bukan hanya sumber ilmu, tetapi juga jendela untuk memahami dunia, memperluas empati, dan membangun karakter.

Keberhasilan gerakan literasi tidak hanya bergantung pada pemerintah atau lembaga pendidikan. Peran orang tua, guru, komunitas, dan dunia usaha dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem membaca yang berkelanjutan.

Di tengah arus informasi yang semakin cepat, buku tetap menjadi pelabuhan terbaik untuk menumbuhkan generasi yang berpikir kritis, bijak, dan beradab.(*)

Pewarta : Mutakim
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.