https://jateng.times.co.id/
Forum Mahasiswa

Pancasila dan IPTEK di Era Globalisasi

Senin, 15 Desember 2025 - 17:13
Pancasila dan IPTEK di Era Globalisasi Levina Meisya Putri, Mahasiswa S1 Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

TIMES JATENG, SURAKARTA – Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi telah membawa perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Digitalisasi, kemajuan teknologi informasi, serta inovasi yang terus bermunculan membuka peluang besar bagi peningkatan kualitas hidup, efisiensi kerja, dan daya saing bangsa. 

Di balik berbagai manfaat tersebut, globalisasi juga menghadirkan tantangan serius, seperti degradasi moral, kesenjangan sosial, penyalahgunaan teknologi, serta lunturnya identitas dan nilai kebangsaan. Dalam konteks inilah, Pancasila memiliki peran krusial sebagai landasan nilai dan etika dalam pengembangan serta pemanfaatan IPTEK di Indonesia.

Sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, Pancasila bukan sekadar simbol konstitusional, melainkan pedoman hidup yang harus diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan IPTEK membawa nilai-nilai baru yang tidak selalu selaras dengan kepribadian bangsa Indonesia. 

Tanpa pijakan nilai yang kuat, masyarakat terutama generasi muda rentan terjebak pada perilaku konsumtif, individualistis, dan kehilangan rasa nasionalisme. Oleh karena itu, Pancasila berfungsi sebagai filter sekaligus kompas moral agar perkembangan IPTEK tetap berada pada jalur yang berorientasi pada kemanusiaan dan kepentingan bangsa.

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi fondasi etis dalam pengembangan IPTEK. Kemajuan teknologi seharusnya tidak dilepaskan dari tanggung jawab moral dan spiritual. 

Teknologi tidak boleh digunakan semata-mata untuk kepentingan material atau keuntungan ekonomi, tetapi harus diarahkan untuk kemaslahatan manusia. Nilai ketuhanan menegaskan bahwa setiap inovasi dan penerapan teknologi perlu mempertimbangkan etika, integritas, serta dampaknya terhadap kehidupan sosial dan lingkungan.

Selanjutnya, sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menekankan bahwa IPTEK harus dikembangkan dengan menjunjung tinggi martabat manusia. Teknologi idealnya menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan, memperluas akses pendidikan dan kesehatan, serta membantu menyelesaikan berbagai persoalan sosial. 

Sebaliknya, penyalahgunaan teknologi seperti pelanggaran privasi, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan diskriminasi digital merupakan bentuk pengingkaran terhadap nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, Pancasila menuntut agar IPTEK digunakan secara adil, beradab, dan bertanggung jawab.

Sila Persatuan Indonesia memiliki relevansi yang sangat kuat di tengah derasnya arus globalisasi digital. Teknologi informasi dan media sosial seharusnya dimanfaatkan sebagai sarana pemersatu bangsa, bukan alat yang justru memperuncing perbedaan. 

Dengan berlandaskan nilai persatuan, IPTEK dapat digunakan untuk memperkuat toleransi, mempererat solidaritas sosial, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air di tengah keberagaman budaya, suku, dan agama yang dimiliki Indonesia.

Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengajarkan pentingnya etika, kebijaksanaan, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam kebijakan pengembangan teknologi. 

Di era digital, kebebasan berpendapat perlu diimbangi dengan sikap bertanggung jawab dan menghormati orang lain. Pancasila mendorong masyarakat untuk memanfaatkan teknologi secara demokratis, bijak, dan beradab, sehingga ruang digital tidak menjadi ajang konflik, tetapi ruang dialog yang konstruktif.

Sementara itu, sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan bahwa manfaat IPTEK harus dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Kesenjangan akses teknologi antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih menjadi tantangan nyata. Oleh karena itu, pengembangan IPTEK perlu diarahkan pada pemerataan, inklusivitas, dan peningkatan kesejahteraan bersama, bukan hanya menguntungkan kelompok tertentu.

Peran pendidikan Pancasila menjadi sangat strategis dalam membentuk generasi yang mampu memanfaatkan IPTEK secara bijak. Pendidikan berbasis Pancasila tidak hanya membekali peserta didik dengan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan karakter, etika, dan tanggung jawab sosial. Hal ini menjadi penting terutama bagi Generasi Z yang tumbuh dan berkembang di tengah budaya digital.

Pancasila dan IPTEK bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi. Di era globalisasi, Pancasila berfungsi sebagai fondasi etis yang memastikan bahwa kemajuan teknologi tetap berpihak pada kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial.

Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman utama, Indonesia dapat mengembangkan IPTEK secara berkelanjutan untuk membangun bangsa yang maju, berdaulat, dan bermartabat.

***

*) Oleh : Levina Meisya Putri, Mahasiswa S1 Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia  untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.