TIMES JATENG, MAGELANG – Bangunan candi lazimnya terbuat dari batu Andesit. Namun berbeda dengan Candi Banon yang berada di Desa Jligudan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Candi yang ditemukan tahun 1935 oleh Pemerintah Hindia Belanda (VOC) itu terbuat dari batu bata kuno. Banon sendiri dalam Bahasa Jawa berarti batu bata.
Sayangnya candi tersebut kini sudah musnah secara fisik dan semua arca yang ada telah diamankan di Museum Nasional Jakarta. Namun di lokasi tersebut kini masih bisa dilihat situs atau bekas-bekas Candi Banon.
Lukman Fauzi, Ketua Panitia jalan sehat situs Candi Banon saat memberika doorprize pada acara jalan sehat yang digelar Minggu lalu. (FOTO: Catur Arief Setiawan For TIMES Indonesia)
Warga Desa Jligudan masih terus menjaga situs tersebut, agar cagar budaya itu tetap Lestari. Salah satu upayanya adalah, di tahun 2022 mereka membentuk sebuah komunitas yang mereka beri nama, Banon Community.
Melalui komunitas tersebut, warga berusaha mewujudkan kepeduliannya dengan terus merawat situs atau artefak yang masih tersisa.
“Dengan berbagai cara, kami mencoba menjaga semangat teman-teman agar tetap peduli dengan peninggalan-peninggalan purbakala atau situs yang ada di wilayah Borobudur,” terang Anto Atmaja, ketua komunitas Banon Community, kepada Times Indonesia pada, Selasa (12/3/2023).
“Meski komunitas kami belum lama terbentuk, namun kami juga terus melakukan pendekatan, baik ilmiah maupun non ilmiah sebagai wujud kepedulian dalam menjaga dan melestarikan situs purbakala yang masih banyak ditemukan dikawasan Candi Borobudur,” imbuh Anto.
Ia menambahkan, selain dengan mengadakan kegiatan komunitas Banon juga memproduksi produk UMKM. Komunitas juga memproduksi kerajinan yang bertemakan Situs Banon seperti batik Banom, ikat kepala, kalung dan sepatu Banon.
"Tentu kami berharap, dengan semakin dikenalnya Situs Banom akan memberikan dampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, dengan terjualnya produk-produk hasil dari kreasi komunitas banon," tukas Anto.
Sementara itu, salah satu seniman dan pemerhati budaya setempat, Lukman Fauzi berpendapat bahwa dengan kekompakan warga, situs yang ada akan bisa terus terjaga kelestariannya.
“Kemarin Minggu tanggal 10 Maret, Banon community bersama unsur kepemudaan Dusun Jligudan, Kelon dan didukung oleh museum cagar budaya, mengadakan kegiatan Jalan Sehat Banon Jligudan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan Situs Banon kepada masyarakat luas,” terang Lukman.
Menurutnya, jalan sehat Banon kemarin diikuti sekitar 300 orang, mulai anak-anak hingga orang tua itu. Hal itu merupakan bentuk kekompakan warga sekitar. Bahkan ia menyebut acara kemarin terbilang sukses.
"Pesertanya antusias, doorprize nya juga banyak karena dukungan warga dan beberapa sponsor. Masyarakat juga berharap kegiatan kemarin itu (jalan sehat) bisa menjadi agenda rutin minimal setahun sekali,” lanjut Lukman. (*)
Pewarta | : Hermanto |
Editor | : Ronny Wicaksono |