TIMES JATENG, TEGAL – Kepulan uap air panas kembali terlihat menari di udara pegunungan lereng Gunung Slamet. Dari sela bebatuan dan pancuran alami, aliran air panas di Wisata Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kembali mengepul. 

Pemandangan uap air panas ini menjadi tanda kebangkitan Guci setelah sempat diterpa banjir bandang yang menutup Pancuran 13 dengan material batu dan pasir.

Beberapa waktu lalu, bencana sempat membuat aktivitas wisata pemandian air panas terhenti. Pancuran 13 yang selama ini menjadi ikon wisata air panas Guci tertutup endapan, 

Bahkan memunculkan kekhawatiran di kalangan warga dan pelaku usaha wisata. Namun perlahan, denyut kehidupan akan pariwisata di kawasan Wisata Guci iini kembali berdenyut.

Sumber air panas yang menjadi daya tarik utama Wisata Guci kini kembali mengalir. Aliran hangat tidak hanya memanjakan wisatawan, tetapi juga dapat membawa harapan baru bagi masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. 

Menjelang libur panjang akhir tahun 2025 memasuki tahun baru 2026, Wisata Guci kembali bersiap menyambut ribuan pengunjung.

Momentum kebangkitan ini terasa kuat dari semangat gotong royong yang terlihat di berbagai sudut kawasan wisata. Sejak pagi hari, warga sekitar, karyawan PT Barokah, hingga unsur lainnya bahu-membahu membersihkan sisa material banjir. 

Batu, pasir, dan lumpur yang sempat menutup aliran air panas disingkirkan bersama-sama termasuk melibatkan alat berat, semangat kebersamaan inilah yang mempercepat pemulihan kawasan wisata andalan Kabupaten Tegal tersebut.

Kini, enam pemandian air panas telah kembali beroperasi normal. Pancuran 5, Pemandian Tertutup Guci Forest, Guci Ku, Asfana, Guci One, serta kolam renang air panas Barokah Guci kembali dibuka untuk umum. 

Pengelola memastikan kondisi pemandian aman dan layak digunakan, sehingga wisatawan dapat menikmati hangatnya air tanpa rasa cemas.

Kepulan uap yang muncul dari permukaan kolam dan suara gemericik air menjadi penanda bahwa Guci belum kehilangan pesonanya. Suasana alami pegunungan yang sejuk berpadu dengan hangatnya air panas menciptakan pengalaman khas yang selalu dirindukan wisatawan.

Pemulihan kawasan wisata ini disambut lega para pengelola. Mereka mengapresiasi respons cepat pemerintah daerah (Pemda)  termasuk keterlibatan langsung Bupati Tegal, dalam menangani dampak bencana. Sinergi antara pemerintah, pengelola, dan masyarakat dinilai menjadi kunci utama percepatan pembukaan kembali objek wisata.

“Ini bukan hanya soal pariwisata, tapi juga soal ekonomi warga. Dengan dibukanya kembali wisata Guci, banyak pedagang dari wilayah sekitar meraup keuntungan dari para pengunjung yang berbelanja,” ungkap salah satu pengelola wisata Guci.

Tak hanya pemandian air panas, wahana wisata lain di kawasan Guci juga kembali beroperasi. The Baron Hill dan Golden Park kembali ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati panorama alam dari ketinggian. 

Bagi masyarakat sekitar kawasan Wisata Guci, kembalinya wisatawan bukan sekadar angka kunjungan. Tetapi Ia adalah denyut kehidupan penghidupan bagi pedagang kecil, pengelola homestay, juru parkir, hingga pemandu wisata lokal yang kembali menggantungkan harapan pada ramainya pengunjung.

Di tengah uap air panas yang mengepul di udara pegunungan, Wisata Guci tak hanya menawarkan kehangatan bagi tubuh, tetapi juga mengalirkan optimisme dan harapan baru bagi banyak orang. Guci bangkit, dan siap kembali menjadi destinasi favorit di penghujung tahun.

Bahkan kini Kolam Renang Barokah Guci Tegal siap menyambut para pengunjung di musim Libur akhir tahun 2025 dengan rasa nyaman dan aman. (*)