TIMES JATENG, BANTUL – Menjelang musim tanam akhir 2024, Pemkab Bantul melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul (DKPP Bantul) memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani tetap aman dan mencukupi kebutuhan.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa hingga Oktober, penyerapan pupuk mencapai hampir 60%. Penambahan alokasi pupuk dari pemerintah pada Mei lalu turut mendukung ketersediaan ini.
Pada Mei dan Juni 2024, Kabupaten Bantul menerima tambahan 8.000 ton pupuk bersubsidi, baik jenis urea maupun NPK. Sebelumnya, alokasi pupuk yang diterima adalah 5.639 ton untuk pupuk UREA dan 4.024 ton untuk jenis NPK.
"Walaupun saat ini penyerapan pupuk belum mencapai 60 persen, kami optimis dengan segera turunnya hujan, pupuk akan terserap dengan baik," ujar Joko, Sabtu (2/11/2024).
Meskipun hujan belum merata di Bantul, yang menyebabkan penundaan musim tanam, Joko berharap hujan segera turun agar tidak mempengaruhi hasil panen di akhir tahun. Ia menekankan pentingnya bagi petani untuk melakukan persemaian dan memastikan ketersediaan pupuk.
Joko juga menjelaskan bahwa di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Dlingo, petani masih menghadapi kendala kekurangan air untuk budidaya tanaman. Hal ini mengakibatkan penundaan dalam memulai tanam. Sementara itu, wilayah Sedayu juga mengalami keterlambatan tanam akibat pembangunan perbaikan saluran irigasi.
DKPP Bantul terus menggerakkan penyuluh untuk mendukung petani dalam menghadapi tantangan ini dan memastikan ketersediaan pupuk saat hujan tiba. (*)
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |