https://jateng.times.co.id/
Berita

Flora dan Fauna Gunung Tidar: Ekosistem Hutan Kota di Jantung Magelang

Sabtu, 06 Desember 2025 - 14:00
Flora dan Fauna Gunung Tidar, Ekosistem Hutan Kota di Jantung Magelang Kepala UPT Gunung Tidar, Amirul Nugrahani, S.STP, menunjukkan salah satu tanam yang ada di Gunung Tidar (FOTO; Hermanto/ TIMES Indonesia)

TIMES JATENG, MAGELANGGunung Tidar, yang menjulang setinggi sekitar 503 meter di atas permukaan laut, bukan hanya dikenal sebagai “Pakunya Tanah Jawa” dengan nilai sejarah dan spiritual yang kuat.

Gunung kecil di tengah Kota Magelang ini juga menyimpan ekosistem hutan kota yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari.

Meski bukan taman nasional dengan inventarisasi resmi, keberadaan flora dan fauna di Gunung Tidar menjadi bukti bahwa ruang hijau di tengah kota tetap mampu menopang kehidupan berbagai makhluk.

Salah satu penghuni paling mudah dijumpai di Gunung Tidar adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).

Kepala-UPT-Gunung-Tidar-b.jpgMonyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Gunung Tidar. (FOTO; Hermanto/ TIMES Indonesia)

Mereka hidup berkelompok, lincah berpindah dari satu pohon ke pohon lain, dan sering terlihat di jalur pendakian, bahkan di area parkir, pertokoan sekitar dan sesekali menghampiri rumah warga.

Kehadiran primata ini berperan penting dalam penyebaran biji tanaman, sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Selain primata, kawasan ini juga sesekali menjadi lintasan burung pemangsa, termasuk elang.

Untuk bisa menikmati sejuk, segarnya hawa dan cantiknya pemandangan yang ada di kawasan ini, pihak pengelola pun mematok tarif yang sangat terjangkau.

"Tiket masuknya Rp.5000 domestik dan Rp.10.000 untuk mancanegara," terang Kepala UPT Gunung Tidar, Amirul Nugrahani, pada TIMES Indonesia, Sabtu (6/12/2025).

Di Gunung Tidar ada puluhan flora dan fauna. Selain ular, bajing, landak, ada sekitar 17 jenis burung. Untuk pemberian makan binatang yang ada, khususnya kera diberikan setiap hari mulai jam 10.00 WIB, tempatnya di atas loket keluar sekitar jalan turun.

Keberadaan mereka jug berperan sebagai penyebar biji dan pengendali populasi serangga, menjaga keseimbangan ekologi hutan kota ini.

"Sedangkan untuk jenis tumbuhan ada sekitar 111 jenis. Selain jenis-jenis kayu yang ditanam sejak 50 tahun yang lalu, akhir-akhir ini juga dilakukan penanaman jenis pohon penghasil buah seperti, Sawo manila (Manilkara kauki), Durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera indica), pohon berpotensi lainnya seperti Kenanga (Cananga odorata), Kanthil (Michelia alba), Gayam (Inocarpus fagiferus) maupun pohon langka seperti, Kepel (Stelechocarpusburahol) dan Sonokeling (Dalbergia latifolia), lanjut Amirul.

Kepala-UPT-Gunung-Tidar-c.jpg

Selain itu, kehadiran serangga, seperti kupu-kupu dan lebah, menambah keragaman ekosistem. Serangga ini berfungsi sebagai penyerbuk alami sekaligus indikator kualitas lingkungan.

Keberadaan fauna di Gunung Tidar menunjukkan bahwa gunung ini bukan sekadar ruang wisata atau situs budaya, melainkan juga mini-ekosistem hutan kota.

Di tengah aktivitas manusia, flora dan fauna tetap bertahan, membentuk rantai kehidupan yang saling bergantung. Hal ini menegaskan pentingnya menjaga kawasan Gunung Tidar sebagai ruang konservasi, edukasi, dan rekreasi.

Gunung Tidar bisa menjadi sebuah contoh nyata bagaimana sebuah gunung kecil dapat memadukan nilai sejarah, spiritual, dan ekologis.

Flora dan fauna yang hidup di dalamnya, tercatat dengan apik dalam database dan menjadi bagian penting dari keseimbangan alam, sekaligus pengingat bagi masyarakat bahwa menjaga hutan kota berarti menjaga keberlangsungan hidup berbagai makhluk yang ada di dalamnya. (*)

Pewarta : Hermanto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.