TIMES JATENG, TEGAL – Matahari belum tinggi saat suara sorak sorai generasi muda mulai menggema dari ruang Gelanggang Olahraga (GOR) Trisanja Slawi, Kabupaten Tegal - membangkitkan semangat juang meraih prestasi.

Di tengah semangat pagi itu, ratusan siswa dari berbagai sekolah tampak memadati arena. Bukan sekadar penonton, mereka datang sebagai pejuang muda dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten Tegal.

Dari luar, O2SN mungkin tampak seperti kompetisi olahraga biasa. Namun di balik peluit wasit dan dentuman gong pembuka, ada semangat jauh lebih besar - semangat membangun karakter, menggali potensi generasi penerus bangsa.

Tahun 2025 ini, mulai Selasa 17 Juni 2025 O2SN Kabupaten Tegal mempertandingkan tiga cabang olahraga, yaitu Karate, Senam, dan Pencak Silat.

Ketiganya bukan hanya soal teknik atau kekuatan fisik, tetapi juga menyiratkan nilai-nilai seperti disiplin, ketekunan, dan sportivitas.

“Ini bukan hanya soal menang dan kalah,” ujar Winarto, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, usai secara resmi membuka kegiatan dengan menyulut api olahraga sebagai simbol semangat dan perjuangan. 

“Kami ingin 02SN ini membentuk karakter siswa di Kabupaten Tegal melalui olahraga. Mereka belajar bersaing, tapi juga belajar menghargai lawan.” tegasnya.

Sejak pagi, para peserta sudah bersiap di sudut-sudut GOR. Ada yang duduk bersila, memejamkan mata menenangkan diri hingga melakukan pemanasan  sebelum naik ke gelanggang. 

Sorot mata mereka tajam, bukan karena ingin menjadi juara semata, tapi karena membawa harapan besar bagi diri sendiri,  sekolah, dan keluarga.

Untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), O2SN memperlombakan berbagai cabang seperti Atletik, Renang, Bulu Tangkis, Pencak Silat, dan Karate. 

Namun tahun ini, Kabupaten Tegal memilih fokus pada tiga cabang utama yang dinilai paling potensial untuk dikembangkan ikuti O2SN di GOR Trisanja Slawi.

Bahkan pihak Perwakilan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tegal pun saat berbincang ramah di ruang KONI Kabupaten Tegal menyampaikan dukungan penuh terhadap gelaran O2SN ini.

“Kami melihat O2SN bagian penting dari pembinaan atlet usia dini. Dari sinilah bibit-bibit unggul muncul. Tugas kami di KONI memastikan mereka mendapatkan jalur pembinaan berkelanjutan agar bisa menembus level provinsi, nasional, bahkan internasional,” jelasnya.

Tak hanya anak-anak, para guru, orang tua, dan pelatih juga menunjukkan antusiasme tinggi. Bahkan banyak dari mereka datang membawa spanduk kecil bertuliskan dukungan, sebagian lain mendampingi anak didiknya dari awal hingga akhir pertandingan.

Ajang O2SN menjadi momen  penting yang kerap dinantikan tiap tahun. Di tengah rutinitas belajar yang padat, O2SN hadir sebagai ruang alternatif tempat para siswa bisa menunjukkan keahlian lain di luar akademik.

“Kadang kita lupa bahwa anak-anak punya potensi di luar nilai ujian, tetapi di sini kita lihat mereka percaya diri, disiplin, dan kerja keras. Itu nilai pendidikan sebenarnya.” ujar Aan perwakilan Dikbud Kabupaten Tegal.

Meski hanya berlangsung beberapa hari, gelaran O2SN di Kabupaten Tegal ini akan menyisakan cerita yang akan terus dikenang oleh para pesertanya.

Bukan soal siapa yang membawa pulang medali, tapi bagaimana mereka pernah berdiri di tengah gelanggang, mengalahkan rasa takut dan berani memperjuangkan mimpi.

Karena di balik tiap langkah kaki di arena, di balik setiap seruan semangat dari pinggir lapangan, tersimpan harapan akan masa depan yang sehat, berprestasi, penuh nilai. (*)