TIMES JATENG, BANJARNEGARA – Pemkab Banjarnegara menggelar rapat koordinasi (Rakor) tanggap bencana di Pringgitan, Jumat (24/1/2025). Rakor yang dipimpin Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi di antaranya untuk membahas percepatan penanganan bencana tanah bergerak di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran.
Rakor juga dihadiri Sekda Banjarnegara Drs Indarto MSi dan kepala OPD terkait serta para camat. Untuk diketahui, sejak hujan ekstrem yang terjadi di Banjarnegara sejak Senin (20/1/2025) lalu menyebabkan bencana alam banjir, longsor, dan tanah bergerak.
BPBD mendata sedikitnya 17 titik bencana alam terjadi di 10 wilayah kecamatan. Terparah tanah bergerak di Dukuh Kaliireng Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara.
Hasil identifikasi terbaru dari BPBD Banjarnegara, akibat tanah bergerak dan longsor di Ratamba adalah 12 KK atau 35 jiwa mengungsi di rumah-rumah warga. Sementara pengungsi tentatif tercatat 9 KK atau 26 jiwa.
Kemudian ruas Jalan Pejawaran menuju Batur amblas sepanjang 300 meter, 13 rumah rusak berat, 2 rumah rusak ringan, 1 musala rusak berat,1 pondok pesantren juga mengalami rusak berat. Selain itu ada 8 rumah yang berada di luar patahan juga terancam.
Usia memimpin rakor, Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi meminta dinas terkait untuk segera melakukan langkah percepatan penanganan bencana alam, khususnya bencana alam tanah bergerak di Kampung Kaliireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran.
Karena bencana di lokasi ini merupakan titik terparah bencana alam yang terjadi di Banjarnegara.
Ke depan, kata Pj Bupati Banjarnegara, Pemkab akan segera membuat tempat hunian sementara (Huntara) untuk warga yang rumahnya tidak bisa ditempati lagi.
"Jika perlu, kita akan bantu RLTH. Karena sebagian dari warga ada yang menyampaikan keinginannya untuk membangun rumah di tanah yang ia miliki atau tanah saudaranya," ungkap Muhammad Masrofi.
Untuk pembenahan jalan, kata dia, menunggu pergerakan tanah sudah berhenti. Pj Bupati juga meminta warga Banjarnegara yang tinggal di daerah rawan bencana alam untuk tetap waspada mengingat curah hujan masing tinggi.
Sementara itu, Plt Kepala BPBD Banjarnegara, Tursiman menyampaikan bahwa tempat hunian sementara (Huntara) untuk menampung 13 pemilik rumah.
Huntara akan secepatnya dibangun dan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat.
Dalam kesempatan ini, ia menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana untuk waspada apalagi musim hujan masih ada sampai bulan Pebruari.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Banjarnegara Yusuf Winarso menyampaikan untuk menangani kerusakan jalan menunggu tanah di lokasi bencana tidak bergerak
Sesuai arahan Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi, akan dilakukan percepatan pembangunan Huntara dan untuk penanganan infrastruktur jalan sementara menunggu tidak ada pergerakan tanah.
Disampaikan oleh Yusuf, kerusakan jalan di Dusun Kaliireng sangat parah, karena telah terjadi patahan cukup dalam hingga 2 meter.
Kemudian terjadi pecah atau bongkahan hampir 300 meter, sehingga jika harus ditangani permanen membutuhkan dana cukup besar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rakor Tanggap Bencana, Pj Bupati Banjarnegara Minta Percepatan Pembangunan Huntara
Pewarta | : Muchlas Hamidi |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |