TIMES JATENG, BANTUL – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bantul, Yohanes Hendra, mengungkapkan bahwa okupansi hotel di Bantul menjelang pergantian tahun telah mencapai 75 persen.
Angka ini sesuai dengan target yang ditetapkan, meski sempat berada di titik rendah pada bulan sebelumnya.
"Sebelum Natal dan Tahun Baru, okupansi hotel hanya mencapai 50 persen. Namun, saat ini sudah di atas 75 persen. Sebagian besar tamu berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DIY. Ada juga wisatawan dari Sumatera dan Kalimantan," jelas Yohanes, Jumat (27/12/2024).
Meski kamar hotel mulai penuh, kunjungan wisatawan ke destinasi di Bantul masih relatif landai. Ia memprediksi lonjakan pengunjung hanya berlangsung hingga 1 Januari 2025, sebelum menurun pada 2 dan 3 Januari.
“Biasanya, Januari dan Februari menjadi masa sulit bagi perhotelan karena tingkat hunian akan turun di bawah 50 persen. Apalagi kegiatan dinas sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar hotel, belum mulai kembali,” tambahnya.
Yohanes juga menyoroti dampak dari Pilkada dan kebijakan penghematan anggaran oleh pemerintah pusat yang turut memengaruhi industri perhotelan.
"Himbauan dari Menteri Keuangan untuk menghemat anggaran kementerian sangat memukul sektor kami. Banyak anggaran kegiatan dipangkas, dan ini benar-benar menghancurkan pendapatan hotel," ungkapnya.
Meskipun demikian, Yohanes berharap okupansi kembali meningkat pada Februari 2025 seiring dimulainya kembali kegiatan dinas dan agenda lainnya.
Sektor perhotelan di Bantul kini harus menghadapi tantangan besar, terutama dalam menjaga stabilitas di tengah dinamika kebijakan pemerintah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menjelang Tahun Baru, Okupansi Hotel di Bantul Tembus 75 Persen
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Imadudin Muhammad |