TIMES JATENG, KUDUS – Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus kembali meneguhkan perannya sebagai penjaga khazanah intelektual pesantren. Melalui lembaga Tasywiqut Turots, bertajuk “Menghidupkan Kembali Sang Jagonya NU: Rekam Jejak dan Kiprah KH Abdul Jalil Kudus” Minggu, (16/11/2025), pukul 13.00–15.00 WIB melalui Zoom Meeting.
Pasalnya, diskusi tersebut bukan sekadar agenda peringatan, melainkan upaya merawat ingatan kolektif tentang sosok K.H. Abdul Jalil, ulama kharismatik yang jejak perjuangannya melekat kuat dalam sejarah Madrasah TBS dan Nahdlatul Ulama (NU).
Selain itu, Sosok K.H. Abdul Jalil juga dikenal dengan sebutan “Jagonya NU” itu bukan hanya ahli falak, tetapi juga tokoh pergerakan yang berperan dalam banyak peristiwa penting bagi bangsa.
Kegiatan yang terbuka untuk umum ini akan menghadirkan tiga narasumber kompeten. Di antaranya K.H. Nur Khamim, Lc. (Masyayikh Madrasah TBS), Dr. A. Ginanjar Sya’ban, M.Hum. (Pakar Filologi Islam Nusantara dan Wasekjen PBNU), serta Muchammad Chasif Ascha, pegiat sejarah sekaligus penulis buku Jagonya NU yang Terlupakan: K.H. Abdul Jalil Kudus.
Muchammad Chasif Ascha, Ketua pelaksana, menjelaskan bahwa diskusi ini dimaksudkan untuk menelusuri kembali nilai-nilai keteladanan Kiai Abdul Jalil dalam perjuangan keagamaan, kebangsaan, dan keilmuan.
“Kami ingin menghidupkan kembali semangat beliau yang tak hanya ahli di bidang ilmu falak, tetapi juga pejuang kemerdekaan, perumus Resolusi Jihad NU, hingga pernah menjadi Katib II PBNU dalam dua periode. Banyak hal besar yang belum dikenal publik dari kiprah beliau,” ujarnya, Kamis (13/11/2025).
Menurutnya, diskusi ini menjadi momentum penting untuk mengenalkan figur K.H. Abdul Jalil kepada generasi muda TBS dan NU yang hidup di era digital.
“Kiai Abdul Jalil adalah contoh nyata bagaimana keilmuan dan nasionalisme bisa berjalan seiring. Ia membuktikan bahwa pesantren bukan hanya penjaga tradisi, tapi juga pendorong perubahan sosial,” tambahnya.
Melalui forum ini, para narasumber akan mengulas sisi-sisi kehidupan Kiai Abdul Jalil dari berbagai sudut pandang: kontribusinya terhadap NU, kiprahnya di dunia pendidikan pesantren, hingga perjuangannya dalam membela bangsa.
Menurut Muchammad Chasif Ascha, diskusi publik ini digelar gratis dan terbuka untuk umum, dengan kuota peserta terbatas. Peserta dapat mendaftar terlebih dahulu melalui nomor WhatsApp panitia (0813-2674-4926).
Dengan mengangkat kembali sosok “Jagonya NU” yang sempat terlupakan, TBS Kudus berupaya menegaskan bahwa kebaikan, keilmuan, dan perjuangan adalah warisan spiritual yang harus terus dihidupkan di tengah tantangan zaman.(*)
| Pewarta | : Hainor Rahman |
| Editor | : Hainorrahman |