TIMES JATENG, KARANGANYAR – Semakin padatnya jalur pendakian di akhir pekan, dari gunung ke gunung, dari utara ke selatan, menjadi pertanda bahwa kecintaan terhadap alam kini telah tumbuh meluas, melintasi batas komunitas pecinta alam konvensional. Hari ini, mendaki gunung atau menjelajah hutan bukan lagi milik segelintir orang—melainkan milik siapa saja yang ingin mengeksplorasi diri.
Semangat itulah yang ditangkap oleh EigerAdventure, brand peralatan luar ruang asal Indonesia, melalui peresmian forum Eigerian Solo Raya pada Minggu (22/6). Bertempat di Beams Coffee & Eatery by The Bridge, Colomadu, Karanganyar, Eigermengumpulkan puluhan perwakilan komunitas Solo Raya dalam satu forum kolaboratif dan inklusif.
Eigerian: Wadah Baru untuk Komunitas Petualang
Menurut Azmi Luqman Zulkifli, Community & Partnership EigerAdventure, Eigerian adalah forum komunikasi antarkomunitas yang bertujuan menjadi ruang berjejaring, berbagi pengalaman, dan memperkuat kesadaran kolektif untuk menjaga kelestarian alam.
“Siapa pun boleh berkreasi, membuat kegiatan di alam terbuka atau aksi pelestarian. Eigerian Solo Raya adalah wadah bersama untuk menjawab tantangan zaman lewat semangat komunitas,” ungkap Azmi.
Setelah Malang, Surabaya, Madiun, Semarang, dan Wonosobo, Solo menjadi kota keenam dalam rangkaian peluncuran Eigerian di Indonesia.
Kolaborasi Komunitas: Dari Pramuka hingga Komunitas Sepeda
Peresmian Eigerian Solo Raya bukan sekadar seremoni. Ia adalah pertemuan lintas dunia. Di sana hadir komunitas mahasiswa pecinta alam, motor, sepeda, pelari, hingga anak-anak pramuka. Semuanya melebur dalam satu semangat: cinta pada alam dan solidaritas antar-komunitas.
“Eigersudah menitipkan kepada kita untuk membuat ide seliar-liarnya, selama itu positif dan membangun komunitas,” ujar Baskara, perwakilan Eigerian Solo Raya.
Ia menambahkan bahwa forum ini akan menjadi ruang diskusi, kolaborasi kegiatan lapangan, hingga inkubator ide-ide kreatif pemuda Solo Raya.
Fransiska Dimitri: Inspirasi dari Tujuh Puncak Dunia
Momen peresmian juga dihadiri oleh Fransiska Dimitri, pendaki perempuan Indonesia pertama yang menuntaskan 7 Summits (tujuh puncak tertinggi dunia), sekaligus Brand Ambassador EIGER. Ia menyerahkan bibit pohon secara simbolis kepada perwakilan komunitas sebagai simbol komitmen pelestarian alam.
“Atmosfer Solo Raya sangat positif. Komunitas di sini punya daya kreasi tinggi. Saya percaya Eigerian Solo Raya bisa melahirkan banyak gerakan baik di alam terbuka,” ujar Fransiska.
Petualangan Adalah Ruang Bersama
Dengan Eigerian, EigerAdventure menyuarakan bahwa petualangan kini menjadi ruang inklusif. Bukan hanya milik profesional, bukan pula eksklusif bagi penggiat mapala. Petualangan adalah ruang untuk siapa pun yang ingin pulang dengan cerita, bukan hanya pencapaian.
Dan Solo Raya hari ini membuktikan bahwa komunitas yang bersatu, akan melahirkan gerakan yang kuat—baik untuk alam, maupun untuk masa depan generasi muda.(D)
Pewarta | : Kurniawan Saputro |
Editor | : Imadudin Muhammad |