TIMES JATENG, JAKARTA – Sekitar 16 gerai Starbucks di AS segera akan ditutup karena beberapa alasan. Mereka akan menutup gerai-gerai tersebut pada akhir Juli tahun ini. Penutupan tersebut membuat beberapa konsumen kecewa karena tidak bisa mendpatkan minuman favoritnya di pagi hari.

Pihak Starbucks menjelaskan bahwa mereka memutuskan mengambil langkah tutup sementara tak lain adalah karena alasan keamanan karyawan. Sebagai informasi beberapa gerai yang tutup tersebut sering mendapat teror dari pelanggan mereka.

Gerai-gerai Starbucks ini utamanya terletak di beberapa  kota besar di AS. 6 diantaranya berada di Seatle, 6 lainnya di Los Angeles, dan 2 lagi di Portland. Satu gerai lainnya berada di Philadelphia dan terakhir ada di Washington DC.

Selain itu masalah penggunaan obat-obatan terlarang juga menjadi isu yang mencuat dari penutupan tersebut. Teror serta masalah yang dihadapi gerai-gerai tersebut digadang-gadang mengakibatkan munculnya gangguan psikologis pada beberapa karyawan.

Dilansir dari The Guardian pihak Starbuck menginginkan agar cabang gerai mereka menjadi gerai yang nyaman, aman, dan ramah. Namun hal ini dibantah pekerja gerai yang diwawancara seperti dilansir dari video unggahan AP.

"Aku kira bukan hal itu (faktor keselamatan) penyebabnya, melainkan mereka ingin menggagalkan rencana gerai Starbucks menjadi perserikatan pribadi. Mereka merasa terancam dengan perserikatan kerja ini," ungkap Mari Cosgrove, salah satu pekerja Starbucks.

Namun Starbucks juga sudah memberikan tanggapan mengenai hal tersebut. Diketahui, setidaknya 189 gerai kopi besutan AS ini sudah mengambil hak suara untuk menjadi perusahaan mandiri. Namun Starbucks menolak mentah-menath usulan tersebut. (*)