https://jateng.times.co.id/
Berita

Ini Konsep Garuda untuk Istana Negara Ibu Kota Baru RI dari Nyoman Nuarta

Kamis, 01 April 2021 - 10:23
Ini Konsep Garuda untuk Istana Negara Ibu Kota Baru RI dari Nyoman Nuarta Nyoman Nuarta sodorkan konsep garuda untuk istana negara di Ibu Kota Baru RI (Foto: NuArt for TIMES Indonesia)

TIMES JATENG, JAKARTAIstana Negara dirancang sebagai sesosok patung Garuda yang tidak berhenti hanya sebagai landmark sebuah kawasan, tetapi lebih-lebih adalah perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Inilah yangi diterapkan seniman Nyoman Nuarta untuk konsep Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Baru RI.

Sebagai negara dengan keragaman kebudayaan yang kaya, Indonesia harus lahir menjadi satu-satunya negara di dunia yang berhasil memadukan secara pekat antara seni, sains, dan teknologi. Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali misalnya, telah dirancang menjadi magnet baru bagi pergerakan kebudayaan dunia dengan sepandai-pandainya menggunakan industri pariwisata, yang telah menjadi industri jasa penghasil devisa terbesar di dunia.

"Dalam tubuh patung Garuda, presiden akan berkantor, ditambah dengan unsur-unsur pendukung seperti sekretariat negara, sekretaris kabinet, dan kantor staf presiden," kata Nyoman Nuarta. 

Jadi tambahnya, wujud burung Garuda, tidak berhenti sebagai sosok patung yang besar, tetapi menjadi karya arsitektural yang memadukan seni dan struktur bangunan gedung."Inilah perpaduan antara unsur-unsur estetika dan desain," ujar seniman kelahiran Tabanan, Bali ini.

Pada bagian-bagian lain dari Istana Negara akan diisi dengan museum dan galeri, dua hal yang amat penting dalam menciptakan citra keteduhan sebagai sebuah istana negara. Bahkan dirancang pula pameran-pameran untuk memperlihatkan karya-karya dari UMKM. "Ini kan jadi kebanggaan negara kita," katanya. 

Sosok burung Garuda yang menjadi inti dari arsitektur Istana Negara akan mengikuti pola-pola sebagaimana telah ditetapkan oleh para founding fathers kita di masa lalu. Sayap Garuda akan membentang sejauh 200 meter dengan tinggi mencapai 76 meter. Bulu-bulu pada masing-masing sayap Garuda akan berjumlah 17 helai, 8 helai pada bagian ekor, 19 helai pada pangkal ekor, serta 45 helai bulu pada bagian leher. 

Oleh sebab itu, Garuda pada Istana Negara akan mewujudkan tanggal 17-8 1945, ketika rakyat Indonesia melalui Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia. Angka 76 meter, tak lain sebagai pengingat bahwa ground breaking yang menandai dimulainya pembangunan Istana Negara dilakukan saat Indonesia menapaki usia 76 tahun. 

Perwujudan itu dilakukan untuk terus-menerus membangun kesadaran bahwa Istana berbentuk burung Garuda adalah pencapaian cita-cita bangsa menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri.Dan kemerdekaan itu dicapai dengan perjuangan dan pengorbanan harta benda dan nyawa."Maka, ketika kini kita memandang Istana Negara, akan tumbuh kebanggaan sebagai bangsa yang besar, teguh, dan kuat menghadapi segenap tantangan di depan," kata Nyoman Nuarta. 

Kawasan kebanggaan 

Istana Negara yang memiliki luas 4 hektar dengan rencana 9 lantai, hanyalah bangunan inti dari seluruh kawasan seluas 32 hektar. Di dalam kawasan ini terdapat Plaza Nusantara seluas 10 hektar, yang akan meliputi area rekreasi, area duduk outdoor, jogging trek, jalur pejalan kaki, serta jalur buggy. Bahkan dirancang pula terdapat amphiteather serta wilayah terbuka di mana rakyat bisa mengaksesnya secara bebas.

Wilayah-wilayah seperti ini dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga terhadap negara. Cara-cara rekreatif semacam ini akan jauh lebih mengena di hati rakyat.  Jika penggunaan ruang-ruang ini bisa dilakukan secara maksimal, maka Istana Negara dengan arsitektur inti patung Garuda akan tumbuh menjadi ikon baru, yang tidak hanya menjadi tempat presiden berkantor dan melakukan aktivitasnya sehari- hari, tetapi lahir menjadi magnet baru bagi dunia pariwisata kita. 

Pulau Kalimatan nyaris senantiasa tenggelam dalam perbincangan industri traveling, jika dibandingkan dengan daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, dan bahkan Raja Ampat. Pulau yang memiliki luas 743.330 kilometer persegi ini lebih dikenal sebagai pulau penghasil tambang setelah era kayu hutan berakhir. Tanah dan rimba di pulau ini, senantiasa dikeruk untuk memenuhi hasrat ekonomi manusia.Ia tidak pernah dilihat sebagai pulau dengan eksotika kultural, yang sesungguhnya menjadi modal penting dalam pengembaraan industri pariwisata.

"Citra Kalimantan yang lekat dengan tambang dan hutan, harus diperbaiki dengan menyodorkan sebuah ikon baru yang memadukan antara seni, sains, dan teknologi. Istana Negara akan dengan cita rasa estetik sebuah karya seni, dengan penggunaan sains, serta teknologi dalam mewujudkannya," ujar Nyoman Nuarta.

Cita rasa estetik dipergunakan sebagai framing, yang membangun citra keindahan, keteduhan, kedamaian, serta persaudaraan dalam perbedaan. Sedangkan sebagai sebuah karya seni arsitektural, maka seluruh kalkulasi perwujudannya menerapkan dalil-dalil sains untuk menemukan unsur-unsur presisi, daya tahan dan kekuatan. Seluruhnya akan dibangun dengan menggunakan teknologi pembesaran yang telah teruji dalam berbagai kesempatan pembangunan patung gigantis. 

Secara konsep dan bentuk, patung Istana Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai sebuah karya seni. Konsep ini akan mengedepankan estetika sebagai pijakan dasar, sebelum kemudian menerapkan dalil-dalil arsitektural untuk mewujudkannya menjadi sebuah building, yang layak, nyaman, mempertimbangkan soal-soal lingkungan, dan pantas sebagai sebuah simbol negara besar. 

Sedangkan secara teknologis, Istana Negaraakan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan. Sosok Garuda dalam Istana Negaraakan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga dan kuningan. Kedua logam terakhir ini akan mengalami proses oksidasi sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca, sebagaimana pula terdapat dalam patung GWK di Bali. 

Dengan penerapan pola-pola semacam itu, diharapkan Istana Negara di Kalimantan Timur, secara perlahan akan tumbuh menjadi daya tarik baru bagi dunia  pariwisata. Para wisatawan domestik, selain mengagumi wibawa dan kemegahan Istana Negara, sekaligus juga memupuk kepercayaan diri sebagai bangsa Indonesia.

Sedangkan para wisatawan mancanegara, akan berdecak kagum melihat keindahan seekor burung Garuda yang mengepakkan sayap di atas Istana Negara sebuah negeri bernama Indonesia. 

Sudah pada galibnya, tarikan dunia pariwisata satu wilayah akan menggerakkan sektor-sektor lain yang menjadi penunjangnya. Dalam waktu bersamaan daerah-daerah sekitar Kalimantan Timur akan turut bergerak, memberikan keleluasaan bagi masuknya industri 'baru', yakni industri pariwisata.

"Dengan demikian, Istana Negara akan berdiri di garda paling depan untuk mengubah citra sebuah pulau 'terbengkalai', yang selama ini seolah tak disentuh oleh pembangunan. Jadi intinya tak hanya pemerataan, tetapi juga mendayagunakan lokasi yang dilupakan menjadi daya tarik baru," katanya. 

"Saya berharap semoga Istana Negara benar-benar menjadi rumah rakyat, tempat seluruh rakyat Indonesia mereguk nilai-nilai keadaban dan perdamaian, serta persaudaraan dan persatuan, agar bangsa ini terus bertumbuh menjadi bangsa yang sehat, kuat, dan besar sepanjang masa," pungkas Nyoman Nuarta. (*)

Pewarta : Mohammad Naufal Ardiansyah
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.