TIMES JATENG, MAGELANG – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso memastikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang memunculkan ratusan guguran setiap hari masih berada pada kondisi aman bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Menurut Agus, meskipun intensitas erupsi terlihat tinggi, jarak luncuran material hanya mencapai dua kilometer. Sementara itu, permukiman terdekat berada pada radius sekitar 6,5 kilometer dari puncak Merapi.
“Meskipun intensitas erupsi tinggi tetapi masih aman karena jaraknya hanya sampai 2 kilometer, sementara penduduk tinggal paling dekat itu 6,5 kilometer. Jadi insyaallah masih aman terkendali bagi masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa dan menikmati indahnya Gunung Merapi,” ujarnya di Magelang, Selasa (25/11/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Agus usai mengikuti kegiatan penanaman pohon serentak di Taman Nasional Gunung Merapi, Desa Dukun, Kabupaten Magelang, yang bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia 2025.
Agus menegaskan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur tidak memiliki dampak apa pun terhadap kondisi Merapi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Ibarat keluarga, Gunung Semeru dan Gunung Merapi punya dapur masing-masing, jadi tidak saling berpengaruh. Mereka berjauhan, insyaallah aman,” katanya.
BPPTKG terus memantau aktivitas Merapi secara intensif. Berdasarkan data historis, sejak 2001 erupsi terjauh terjadi hingga lima kilometer ke arah Kali Gendol. Saat ini luncuran material hanya mencapai dua kilometer.
Agus mengingatkan masyarakat di beberapa daerah seperti Glagahharjo, Keningar, Kaliurang, dan Tuguarum untuk tetap waspada. Meski demikian, kondisi saat ini masih jauh dari skenario erupsi terburuk yang diperkirakan dapat menjangkau jarak hingga tujuh kilometer.
"Jadi masih jauh dari skenario yang kita buat, yang kita rekomendasikan sebagai daerah bahaya. Warga kami minta untuk tetap harmoni dengan Merapi seperti biasanya, kita sudah melalui lima tahun ini dengan baik-baik maka insyaallah masih bisa berdampingan dengan aktivitas Merapi untuk beberapa waktu ke depan," katanya.
Agus juga menjelaskan bahwa musim hujan berpengaruh terhadap ketidakstabilan kubah lava. Pada periode November–Desember 2025 hingga puncaknya Januari–Februari 2026, intensitas guguran diperkirakan meningkat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: BPPTKG Pastikan Aktivitas Gunung Merapi Masih Aman
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |