TIMES JATENG, CILACAP – MA Al Mukhtar Adipala, Cilacap tiba-tiba berguncang dan seluruh kegiatan belajar mengajar berhenti, kemudian ditimpali teriakan minta tolong dan "Linduuu... linduuu... linduuu..."
Peristiwa pukul 08.00 WIB itu berlangsung sekitar 20 detik. Ada yang bersembunyi di bawah meja, ada pula yang keluar menyelamatkan diri.
Namun, dari 110 orang sebagian besar bersembunyi di bawah meja, tidak berlarian panik keluar.
Mereka secara otomatis melakukan gerakan 4 B saat terjadi gempa, yaitu Berlutut (Drop), seperti posisi bersujud dengan melindungi kepala, lalu Berlindung (Cover) di kolong meja dan tempat aman lainnya, kemudian Bertahan (Hold On) dengan memegangi kaki meja, dan Berdoa (Praying) sesuai agama atau kepercayaan masing-masing agar diberi keamanan dan keselamatan bagi semua.
Setelah guncangan reda, seluruh warga madrasah keluar menuju ke titik kumpul yang ada di lapangan terbuka dengan tetap melindungi kepala masing-masing dengan tas.
Mereka berkumpul sesuai kelasnya masing-masing dengan melingkari guru wali kelasnya dalam posisi berjongkok, tetap melindungi kepalanya menggunakan tas.
Guru wali kelas mengabsen seluruh siswa di kelasnya, kemudian melaporkannya kepada kepala Madrasah.
Sementara guru pengajar menenangkan siswa dengan memandu berdoa bersama.
Kepala Madrasah menginformasikan apa yang didapatnya dari Aplikasi INFO BMKG bahwa gempa yang baru saja terjadi berkekuatan 7,5 SR, dan terjadi di 200 km arah tenggara Cilacap serta berpotensi tsunami.
Kemudian mengumumkan melalui guru piket bahwa seluruh guru dan siswa untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar kembali atau dipulangkan (sesuai instruksi kepala Madrasah).
Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Siti Qoimatun Faidah SPd mengatakan, inilah simulasi Early Warning Early Action atau Peringatan Dini Aksi Dini Gempa, untuk mengantisipasi jika gempa benar-benar terjadi.
"Sebelum melakukan simulasi, Madrasah telah membuat Standar Operational Procedure (SOP) bencana di Madrasah, kajian risiko, peta risiko Madrasah, Early Warning Action (EWS)/sistem peringatan diri (SPD), rencana evakuasi, skenario simulasi gempa di Madrasah, dan rambu-rambu evakuasi," kata Siti, Selasa (5/11/2024).
Pihaknya lantas menyatakan siap menuju Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), dengan menetapkan 3 Pilar SPAB, yakni Pilar I: Fasilitas Sekolah/Madrasah Aman, Pilar II: Manajemen Pengurangan Risiko, dan Pilar III: Pendidkan Pengurangan Risiko Bencana. (*)
Pewarta | : Estanto Prima Yuniarto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |