TIMES JATENG, BANJARNEGARA – Desa Bantar di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, melakukan terobosan dengan memanfaatkan gas rawa sebagai sumber energi untuk penerangan jalan. Inisiatif ini mendapat dukungan melalui penyerahan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Bamas Mulia Fieldfarindo pada Selasa (21/10/2025).
Bantuan diserahkan langsung oleh Direktur perusahaan, Warham Syafaat, kepada Kepala Desa (Kades) Bantar, Eko Purwanto, di kantor desa setempat. Penyerahan ini bertepatan dengan sosialisasi proyek percontohan pemanfaatan gas rawa yang diadakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Serayu Tengah.
Eko Purwanto mengucapkan terima kasih atas kepedulian perusahaan. "Desa kami berada di pegunungan tapi Alhamdulillah ada sumber gas alami atau disebut gas rawa. Yang semula dipakai untuk memasak warga, kini sedang dikembangkan sebagai bahan bakar mesin pembangkit listrik untuk penerangan jalan," ungkapnya.
Sementara itu, Warham Syafaat menyampaikan harapannya bahwa bantuan CSR ini dapat memberikan manfaat nyata, khususnya untuk mendukung program penerangan jalan dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.
Sudah Terpasang 10 Titik Penerangan
Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Tengah, Yohanes Pambudi Hadi, ST, MSi, menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas rawa sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM pada generator listrik.
"Untuk pengembangan ini, kami memang membutuhkan bantuan pihak lain yang peduli terhadap kepentingan umum masyarakat, diantaranya PT Bamas Mulia Fieldfarindo," ungkap Yohanes.
Lebih lanjut, Yohanes memaparkan bahwa potensi gas rawa di Desa Bantar sangat besar dan multifungsi. Selain untuk memasak dan pembangkit listrik, gas ini berpotensi untuk pengeringan hasil pertanian seperti kapulaga dan kopi.
"Gas rawa yang ada di Desa Bantar ini besar sekali manfaatnya. Sekarang di Bantar sudah ada satu mesin dengan kapasitas 5000 Watt, dan saat ini sudah terpasang 10 titik lampu penerang jalan," jelasnya.
Dr. Handoko Teguh Wibowo, ST, MT, dari Komite Shipting Energi dan EBTKE PP Ikatan Ahli Geologi Indonesia, yang terlibat dalam proyek ini, menambahkan bahwa gas rawa di Desa Bantar telah muncul sejak 50 tahun silam. Potensi serupa juga ditemukan di beberapa daerah lain di Banjarnegara seperti Kalibening dan Pejawaran.
Ke depannya, diharapkan pemanfaatan gas rawa tidak berhenti pada pembangkit listrik, tetapi dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi warga setempat.(*)
Pewarta | : Muchlas Hamidi |
Editor | : Faizal R Arief |