https://jateng.times.co.id/
Berita

Antara Tradisi dan Ibadah: Kontroversi Video Viral Ndolalak Putri di Wonosobo

Jumat, 26 September 2025 - 13:40
Antara Tradisi dan Ibadah: Kontroversi Video Viral Ndolalak Putri di Wonosobo Ilustrasi: Ndolalak putri menjadi salah satu kesenian favorit di Wonosobo meskipun telah mengalami berbagai modifikasi kostum dan lagu. (FOTO: Mutakim/TIMESIndonesia)

TIMES JATENG, WONOSOBO – Sebuah video yang menampilkan pertunjukan Ndolalak Putri di Wonosobo menjadi viral di media sosial dan memicu perdebatan publik. 

Video tersebut memperlihatkan beberapa penari perempuan mengenakan menampilkan tarian di sebuah panggung yang backdrop-nya bertuliskan “Pengajian dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW”.

Acara dilaporkan berlangsung di Desa Mutisari, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, pada 8 September 2025. Menurut panitia, rangkaian pengajian diadakan sejak pagi hingga siang, sedangkan pertunjukan seni tari tradisional dolalak dimulai malam hari, di lokasi yang sama namun terpisah waktunya.

Namun, backdrop yang tetap terpasang sejak siang hingga malam dianggap sebagai faktor yang menyebabkan salah sangka bahwa tarian tersebut merupakan bagian dari acara Maulid.

Pernyataan Panitia

Panitia mengonfirmasi bahwa ada kesalahan dalam operasional peralatan dekorasi,  mereka lupa melepas backdrop acara pengajian yang sebelumnya dipasang, sehingga backdrop itu tetap terlihat ketika pertunjukan tari digelar pada malamnya.

"Pada saat acara selesai panitia baru ingat kalau ternyata banner acara pengajian memang belum dicopot," ungkap Soli, Panitia Kegiatan, Jumat (26/9/2025).

Mereka juga menyatakan bahwa niat pertunjukan Ndolalak adalah untuk memanfaatkan panggung dan sound system yang sudah ada agar tidak mubazir, bukan sebagai bagian dari rangkaian ibadah Maulid.

Respons Publik dan Kritik

Video tersebut memicu kritik dari berbagai kalangan, terutama warganet, yang mempertanyakan kesesuaian pertunjukan seperti itu dalam konteks peringatan Maulid, yang umumnya dianggap sebagai acara keagamaan dan spiritual dengan kegiatan seperti doa, ceramah, pembacaan shalawat, bukan acara hiburan.

Beberapa orang menyebut bahwa pakaian yang dikenakan penari dan suasana hiburan dalam bingkai backdrop keagamaan bisa mengaburkan makna acara dan menimbulkan persepsi yang kurang tepat.

Konteks Budaya dan Pergeseran Nilai

Penggunaan tarian Ndolalak Putri sendiri bukanlah hal yang baru di Wonosobo atau daerah-daerah sekitarnya. Tarian ini telah mengalami modifikasi dalam aspek kostum, lagu, bahkan gender penari demi menarik perhatian publik dan mempertahankan keberadaannya sebagai kesenian tradisional.

Penelitian juga mencatat bahwa nilai-nilai asli seperti dakwah, norma keagamaan, dan estetika lokal sering mengalami tarik menarik dengan tuntutan hiburan dan modernisasi.

Refleksi dan Rekomendasi Bagi Panitia Ke Depan

Kasus ini menunjukkan adanya kebutuhan bagi penyelenggara acara tradisi agar lebih sensitif terhadap konteks keagamaan, terutama jika acara hiburan digelar pada hari yang sama dengan kegiatan ibadah, agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Berikut Beberapa rekomendasi bagi panitia:

1. Pemisahan waktu dan dekorasi (backdrop, panggung) antara acara keagamaan dan hiburan agar jelas batasnya.

2. Standar kostum dan tata panggung yang memperhatikan norma agama dan budaya lokal jika pertunjukan berada dekat dengan acara keagamaan.

3. Komunikasi publik yang transparan oleh panitia, agar masyarakat memahami alur acara dan tidak terjadi kesimpangsiuran informasi.

4. Pelibatan tokoh agama, budaya, dan masyarakat dalam perencanaan acara agar ada kesepakatan mengenai batas-batas yang dianggap pantas dalam konteks lokal.

Kontroversi Ndolalak Putri di Mutisari, Wonosobo, menunjukkan ketegangan antara pelestarian budaya dan kepekaan terhadap norma agama.

Meskipun niat penyelenggara mungkin tidak bersifat provokatif, kurangnya pemisahan yang jelas antara konteks keagamaan dan hiburan telah memicu reaksi masyarakat.

Ke depan, kolaborasi antara pihak penyelenggara, pemuka agama, dan masyarakat lokal diperlukan agar tradisi kesenian tetap lestari tanpa menyinggung sensitivitas yang ada, khususnya agama. (*)

Pewarta : Mutakim
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.