TIMES JATENG, YOGYAKARTA – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2022 lalu, menjadi momen spesial bagi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). UMY bersama Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) beserta Yakkum Emergency Unit (YEU) menggelar deklarasi bersama di Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center (DHRIC) kampus UMY.
Sesuai dengan tema HDI tahun ini yaitu “Partisipasi Inklusif dan Berkelanjutan”, Deklarasi Bersama ini mencakup antara lain, peran disabilitas dan komunitas dalam mengawal kebijakan di tingkat nasional regional DIY, inovasi layanan dan aksesibilitas di setiap bidang, data terpilah dan integritas data disabilitas, ekonomi kreatif disabilitas serta peran pentahelix dalam membangun lingkungan yang inklusif.
Berdasarkan keterangan resminya kepada TIMES Indonesia, Selasa (6/12/2022), Wakil Rektor I Bidang Akademik UMY, Prof Dr Ir Sukamta ST MT IPM menyatakan, UMY memberi perhatian khusus kepada civitas akademika UMY dan pengunjung yang memiliki kebutuhan khusus.
“Kami memiliki perhatian besar kepada para disabilitas. Terlebih lagi, kami memiliki rekan kerja, dosen atau tenaga pengajar dan mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus,” ujar Sukamta.
Ditambahkan, UMY pun juga sudah mencanangkan program sejak tahun 2012 yang memiliki tujuan menciptakan ruang nyaman di kampus dengan slogan “Kampus Senyaman Taman” di mana salah satu program yang dilaksanakan guna melakukan kegiatan atau aktivitas di ruang kampus UMY.
Sementara itu, Ketua I Pengurus Yakkum, Pdt Simon Julianto S Th M Si menjelaskan bahwa Yakkum memiliki tujuan untuk selalu bersama dengan para penyandang disabilitas. Pihaknya ingin memberikan partisipasi yang bermakna bagi penggiat maupun penyandang disabilitas. Pusat Rehabilitasi Yakkum dan Yakkum Emergency Unit akan memberikan pelayanan rehabilitasi holistik bagi penyandang disabilitas termasuk pula dalam segi penanggulangan bencana dan rehabilitasi.
“Pada peringatan HDI ini, kita merayakan bahwa setiap orang diciptakan secara unik dan memiliki tujuan. Pembangunan yang dilakukan di dunia pun harus dengan setara serta memberikan apresiasi kepada aktivitas disabilitas di semua lini dan fase perjuangan hidup sekalipun caranya berbeda namun arahnya tetap sama,” jelasnya.
Pdt Simon juga menambahkan jika dunia sudah memperhatikan disabilitas walaupun semua sadar bahwa sebagian besar sifatnya masih charity dan berdasarkan belas kasihan. Menurutnya, ini menjadi tugas semua pihak secara bersama untuk mendorong inklusivitas, kesetaraan dan pemberdayaan disabilitas. Sesuai dengan tema peringatan HDI, penekanan ada pada partisipasi dan inisiasi untuk terlibat serta tidak hanya sekedar protes namun juga partisipasi bermakna.
“Pembangunan inklusi merujuk ke pembangunan yang tidak meninggalkan siapapun,” paparnya.
Perayaan Deklarasi Bersama dalam rangka memperingati Hari Disabilitas International tersebut, UMY melalui Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) dan Yakkum juga menggelar beberapa kegiatan di antaranya Pameran Karya dan Inovasi, Pameran dan Bazar Karya Kelompok-Kelompok Difabel dan Talkshow Disabilitas Tematik. Kegiatan ini juga diikuti oleh para penyandang disabilitas dari DIY. (*)
Pewarta | : Hendro Setyanto Baskoro |
Editor | : Deasy Mayasari |