TIMES JATENG, PEMALANG – Bagi yang tinggal di perkotaan mungkin bermain di persawahan sudah jarang ditemui. Makanya kebanyakan anak-anak kota akan senang, jika diajak main ke sawah.
Kerinduan akan nuansa alam banyak terlihat di berbagai postingan di media sosial. Pemandangan anak-anak yang sedang outing class serta berlarian di pematang sawah, membuat betah untuk dilihat. Meski itu hanya sebuah unggahan di platform Android.
Lain halnya bagi Arum Diyah (30) yang tinggal di pelosok pedesaan yang ada di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Aktivitas ke sawah sudah jadi menu keseharian buat anak -anaknya. Mereka sudah biasa melihat para petani membawa cangkul dan sabit menuju sawah, atau berkebun. Bahkan, anak-anaknya pun terbiasa main di sawah.
"Mengajak anak ke sawah, merupakan salah satu cara untuk mengajarkan mereka agar mencintai alam. Di sawah, mereka tak hanya bermain, namun juga belajar," tutur Diyah, ketika ditemui pada Kamis sore (1/5/2025).
Menurut ibu 2 anak tersebut, beberapa aktivitas menarik yang dilakukan anak-anak di sawah, ada berbagai macam variasinya, Seperti belajar keseimbangan saat melintas di pembatas atau pematang di sawah. Biasanya pematang itu sempit, hanya cukup untuk berjalan satu orang. Jika musim hujan, pematang ini menjadi becek dan tentu saja licin.
"Anak -anak diajarkan keseimbangan badan yang bagus saat meniti jalan di pematang sawah, agar tak jatuh terpeleset. Jatuh ke kiri ke areal sawah, bisa merusak tanaman yang masih kecil dan butuh perawatan. Jatuh ke kanan, bisa terperosok ke saluran air. Baju jadi kotor dan basah tentunya," lanjut Diyah.
Jika musim hujan, pematangnya jadi licin
Dirinya mengajarkan anak-anaknya, jangan berjalan di jalan setapak tanah, tapi berpijak pada rumput yang ada di kanan kiri jalan tanah.
Mengenalkan aneka tanaman dan hewan di sawah banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh kedua buah hatinya saat suamimya tidak di sampingnya.
Banyak tanaman liar yang tumbuh, ada aneka rumput, gulma dan juga bunga liar. Banyak pula terdapat serangga, mulai dari belalang, kupu-kupu, capung dan masih banyak lagi.
"Anak-anak bisa belajar secara langsung mengamati setiap aneka jenis tumbuhan dan aneka binatang tersebut, bahkan rasa penasaran mereka sangat tinggi, otomatis mereka sering menanyakan seperti,ini bunga apa, Mah? Itu hewan apa Mah?," tutupnya.
Pada saat musim panen, anak-anaknya sangat senang kalau diajak ke sawah, mereka kegirangan kalau lihat mesin pemangkas padi yang sekarang. Combed namanya. orang di desanya saat menyebutnya.
Tentu saja mereka belum bisa dilibatkan hanya melihat dari kejauhan atau dekat jika dirasa aman, sambil sesekali bercanda. Tapi ia tetap berupaya menerangkan ke mereka, karena ini adalah proses pembelajaran yang bagus buat mereka.
Menikmati santap makanan usai bermain sambil menikmati pemandangan persawahan paling nikmat bagi anak-anak. Duduk di gubuk, berteman angin sepoi-sepoi, walau lauknya sederhana, makannya jadi nikmat banget.
Usai makan, ia mengajak keliling kampung, agar mereka puas dan capai jadi bisa menikmati tidur siang mereka dengan pulas.
Mencintai Alam
Mengajak anak ke sawah, membuat anak-anak makin mencintai alam sekitarnya. Saat melihat burung dalam sangkar di rumah tetangga, anak-anak akan bertanya pada dirinya, kenapa burung itu tak dilepaskan saja, biar dia bebas mencari makan. "Kayak di sawah itu lho, banyak burung terbang mencari makan?" katanya.
Mengajak ke sawah, sambil bermain, sambil diberikan pelajaran. Bahwa kita hidup di bumi ini tak sendirian. Ada tumbuhan dan hewan yang saling tergantung satu sama lain. Tak boleh ada yang punah, karena kalau ada yang punah, maka keseimbangan alam akan terganggu.
Bermain di sawah juga mengajarkan tentang ekosistem dan rantai makanan. Lebih mudah bagi anak untul melihat aneka tanaman dan juga hewan di sawah
Bermain dan sekaligus belajar di alam terbuka itu, memang menyenangkan.(*)
Pewarta | : Ragil Surono |
Editor | : Faizal R Arief |