TIMES JATENG, PEMALANG – Bagi masyarakat Indonesia sudah tak asing lagi dengan jajanan tradisional serabi. Cemilan berbahan dasar tepung beras ini biasanya marak kita jumpai dijual di tepian jalan pedesaan dan pinggiran kota dengan wajan mungil di atas tungku tanah liat yang khas .
Pada umumnya jajanan tradisional Serabi dimakan menggunakan santan kelapa atau serundeng parutan kelapa, akan tetapi ada Kuliner Serabi khas Pemalang Selatan yang bisa ditemukan di beberapa tempat yang ada di Kecamatan Pulosari. Salah satunya yang ada di Cikendung. Berbeda dengan serabi yang biasa ditemukan di Pemalang pesisir atau daerah perkotaan, dimana cara makannya menggunakan santan kelapa atau gula jawa.
"Kalau serabi Pulosari lebih enak dimakan dengan gorengan, karena kondisi cuacanya kan Pulosari dingin dekat lereng Gunung Slamet, sehingga jajanan serabi cendurung seperti makanan pokok nasi atau lontong," ujar Santo, salah seorang warga Pulosari ketika dikonfirmasi, pada Jum'at (18/4/2025).
Masih menurutnya, ada cara unik dalam menyantap hidangan Pulosari yang biasa ditemani dengan segelas teh hangat tawar ini.
"Jika lazimnya serabi disajikan dengan kuah santan, beda halnya dengan kuliner yang berasal dari bawah kaki Gunung Slamet ini. Biasanya menyantap serabi dengan ditemani gorengan tempe dan segelas teh hangat tawar," pungkasnya.
Jamilah (50) warga RT 03/ RW 02 Pulosari berjualan serabi tempe di gubuk kecil samping rumahnya, dengan dibantu suaminya. Ia telah menjalani usaha tersebut sejak 9 tahun lalu. Setiap hari keduanya sudah sibuk meracik adonan serabi tempe Pulosari.
"Kalau sudah mulai masak biasanya sudah ada orang yang datang sampai pagi. Ada juga yang mengambil dagangan dari sini buat dijual keliling," sambung Jamilah.
Pelanggan serabi tempe buatannya bukan hanya warga setempat. Banyak juga warga desa lain yang sengaja datang untuk sekedar membeli serabi tempe. Pemesan juga membeli serabi tempe untuk dihidangkan pada acara tahlil dan yasinan.
"Masyarakat di sini kan mayoritas petani, kalau subuh waktu mau berangkat ke kebun biasanya mampir beli serabi tempe buat bekal buat sarapan pengganti nasi," tutupnya.
Baik serabi tempe maupun gorengan tempe harganya relatif murah. Satuannya hanya Rp1.000. Dalam sehari rata-rata penjual Serabi Tempe Pulosari bisa menghabiskan lebih dari 7 kilogram tepung beras dan 15 bungkus tempe .
Agar cita rasa tradisional bisa dipertahankan, gorengan pelengkap serabi dimasak menggunakan tungku kayu bakar dan memakai kayu pohon kopi. Pasalnya Kecamatan Pulosari sendiri terkenal sebagai penghasil kopi di Kabupaten Pemalang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Serabi Tempe Pulosari Kuliner Khas Lereng Gunung Slamet Pemalang
Pewarta | : Ragil Surono |
Editor | : Deasy Mayasari |