Pendidikan

SMP Negeri I Madukara Banjarnegara Berlakukan Sistem Belajar Tatap Muka Terbatas

Senin, 31 Agustus 2020 - 16:55
SMP Negeri I Madukara Banjarnegara Berlakukan Sistem Belajar Tatap Muka Terbatas Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara Drs Nuur Tamami M.Pd saat di konfirmasi TIMES Indonesia dan situasi SMP Negeri I Madukara (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)

TIMES JATENG, BANJARNEGARA – Hari ini, Senin (31/8/2020) siswa SMP Negeri I Madukara, Banjarnegara, Jawa Tengah mulai masuk sekolah dengan menggunakan sistem belajar tatap muka terbatas.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan (KBM) hanya 4 jam yakni sejak pukul 7.15 - 11.15 WIB dengan menerapkan protokol kesehatan. Siswa dan guru menggunakan masker dan safety face shield (pelindung muka).

Kepala Disdikpora Banjarnegara Drs Noor Tamami MPd saat di konfirmasi TIMES Indonesia, Senin (31/8/2020) siang di kantornya menyampaikan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai dasar pelaksanaan KBM tatap muka atau belajar tatap muka.

Persyaratan itu diantaranya, daerah Banjarnegara masuk zona kuning sehingga diperbolehkan mengadakan kegiatan sekolah tatap muka.

Kemudian untuk SMP Negeri I Madukara dilihat dari zona penerimaan siswa, sebagian besar adalah berasal dari satu kecamatan.

Tercatat dari luar yakni 14 siswa dari Wonosobo dan 13 siswa dari Kecamatan Pagentan sementara jumlah siswa keseluruan diatas 500 siswa.

SMP-Negeri-I-Madukara.jpg

Dilihat dari sisi infrastruktur gedung dan perlengkapan sudah memenuhi syarat seperti tersedianya tempat cuci tangan baik di luar sekolah dan dalam sekolah juga peralatan lain seperti penutup wajah atau safety face shield.

Hal yang tak kalah penting adanya izin dari orang tua siswa untuk mengikuti pendidikan tatap muka. "Semua persyaratan sudah terpenuhi semua. sehingga kami mengizinkan untuk dilakukan KBM tatap muka," jelas Nuur Tamami.

Dijelaskan pula oleh Nuur Tamami, pada  hari pertama, siswa yang masuk adalah kelas 7. Hari kedua (Selasa) adalah kelas 8 dan hari ke tiga (Rabu) kelas 9. Semua kelas ini dipecah menjadi dua, misal kelas 1 ada 3 kelas dipecah menjadi 6 kelas sehingga setiap kelas minimal 15 - 16 siswa. Begitu juga dengan kelas 8 dan 9.

"Nah pada Hari Rabunya tim akan melakukan evaluasi, jika tidak ada masalah dengan kesehatan, maka kelas akan digabung begitu seterusnya. Sehingga siswa dapat masuk seminggu dua kali pertemuan," jelas Nuur Tamami.

Jika hasil evaluasi bagus, maka pada Minggu ke dua Dindikpora akan meminta setiap Korda (Kawedanan) untuk mengajukan sampel 1 sekolah SMP untuk sekolah tatap muka.

Dengan pola seperti ini maka pada akhir September 2020  semua sekolah dapat melakukan belajar tatap muka.

Saat ditanya terkait kesulitan siswa dan para orang tua mengikuti KBM virtul/daring atau belajar daring, Nuur Tamami menjelaskan bahwa sistem itu salah satu upaya agar KBM tetap berjalan.

"Ya kendala kita memang begitu komplek. Geografis daerah Banjarnegara yang bergunung - gunung menjadi kendala sinyal timbul tenggelam. Belum lagi masalah ketersediaan kuota internet yang dimiliki siswa. Maka kita berusaha melakuan KBM tatap muka (belajar tatap muka)," tambah Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara Drs Nuur Tamami MPd. (*)

Pewarta : Muchlas Hamidi
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.