TIMES JATENG, JAWA TENGAH – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah lama dikenal sebagai salah satu partai politik yang berakar kuat di tengah masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Namun, tantangan besar kini menghampiri seluruh partai politik, yakni bagaimana tetap relevan dan menarik bagi generasi muda yang merupakan tulang punggung masa depan bangsa.
Dalam konteks ini, PKB memiliki peluang strategis untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi kekuatan politik yang semakin besar dan berpengaruh, sekaligus menjadi ruang pembentukan pemimpin politik masa depan.
Partai Kekinian
Generasi muda Indonesia hidup di era yang sangat berbeda dibandingkan masa lalu. Mereka adalah digital native yang tumbuh bersama teknologi informasi dan komunikasi yang melaju sangat cepat.
Untuk itu, PKB harus terus mengadopsi pendekatan politik yang lebih modern dan inklusif, tanpa kehilangan akar nilai-nilai tradisional yang menjadi fondasinya.
Penguatan media sosial dan platform digital menjadi keharusan. PKB sudah mampu memanfaatkan kekuatan teknologi untuk menjangkau dan berdialog langsung dengan generasi muda, menyampaikan pesan yang relevan, dan membangun narasi yang kuat tentang peran partai dalam menghadapi isu-isu strategis seperti perubahan iklim, pemerataan ekonomi, dan pendidikan.
Lebih dari itu, PKB perlu melakukan inovasi program-program kaderisasi yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan nasionalisme dengan isu-isu kontemporer yang menjadi perhatian anak muda, seperti ekonomi kreatif, kewirausahaan sosial, serta keberagaman dan inklusivitas. Dengan cara ini, PKB dapat tampil sebagai partai yang memahami dan mewakili aspirasi kaum muda.
Konsolidasi dan Solusi Bangsa
Indonesia menghadapi berbagai masalah kompleks mulai dari ketimpangan sosial, intoleransi, hingga perubahan iklim. PKB memiliki posisi strategis sebagai partai yang mengusung semangat persatuan dan kebhinekaan-nilai-nilai yang dipegang teguh oleh Nahdlatul Ulama dan para kiai. Dalam hal ini, PKB dapat berperan sebagai konsolidator untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam mencari solusi bersama.
Partai ini harus tampil sebagai jembatan dialog antar kelompok, membangun koalisi lintas sektor, dan menghadirkan kebijakan yang pragmatis namun berorientasi jangka panjang. Dengan pendekatan yang inklusif dan dialogis, PKB dapat menjadi penggerak utama dalam mengatasi polarisasi yang selama ini menghambat kemajuan bangsa.
Memperkuat Jejaring Politik Global
Dalam era globalisasi, politik nasional tidak bisa dilepaskan dari dinamika internasional. Generasi muda Indonesia semakin sadar bahwa isu-isu seperti perubahan iklim, keamanan siber, dan perdagangan internasional memerlukan kolaborasi global.
PKB harus membangun jejaring kuat dengan partai-partai politik, lembaga internasional, dan organisasi masyarakat sipil di tingkat global. Ini bukan hanya soal pengaruh, tapi juga transfer ilmu dan pengalaman dalam mengelola demokrasi, kebijakan publik, serta inovasi sosial.
Keikutsertaan aktif PKB dalam forum internasional dapat memberikan ruang bagi generasi muda kader partai untuk mendapatkan pengalaman dan wawasan global, yang sangat penting untuk mencetak pemimpin masa depan yang visioner dan adaptif.
Konsolidasi dan Kaderisasi
Salah satu kekuatan utama PKB adalah keberadaannya sebagai ruang kaderisasi yang solid. Melalui jaringan pesantren dan lembaga pendidikan berbasis Nahdlatul Ulama, PKB memiliki potensi besar mencetak pemimpin politik dan pengambil kebijakan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki landasan moral dan spiritual yang kuat.
Namun, untuk menyesuaikan dengan dinamika zaman, proses kaderisasi ini harus direvitalisasi dengan pendekatan yang lebih terbuka dan modern. Pengembangan kapasitas dalam bidang manajemen pemerintahan, teknologi, dan kebijakan publik harus menjadi bagian integral dari pelatihan kader.
Ini agar para calon pemimpin PKB dapat menjawab tantangan global sekaligus menjaga akar budaya dan nilai keagamaan yang menjadi identitas partai.
Selain itu, PKB harus terus aktif membuka ruang partisipasi politik bagi generasi muda, termasuk perempuan dan kelompok minoritas, agar keberagaman di dalam partai tercermin nyata dalam kepemimpinan dan pengambilan kebijakan.
PKB berada di persimpangan penting dalam sejarah perjalanan politik Indonesia. Untuk menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, partai ini harus melakukan transformasi dari akar hingga puncak.
Menjadi partai yang relevan bagi generasi muda, mampu menjadi konsolidator masalah bangsa, memperkuat jejaring global, sekaligus menjadi wadah pencetak pemimpin politik adalah kunci utama.
Jika PKB mampu mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan dinamika kontemporer, tidak hanya akan memperkuat posisinya di kancah politik nasional, tetapi juga menjadi katalisator perubahan positif bagi masa depan bangsa. Generasi muda yang haus akan perubahan dan kepemimpinan yang visioner akan menemukan rumah yang aman dan inspiratif di PKB.
Masa depan politik Indonesia sangat bergantung pada bagaimana partai-partai politik merespons perubahan zaman. PKB memiliki modal sosial, ideologis, dan sumber daya manusia yang luar biasa untuk menjadi kekuatan politik yang tidak hanya besar secara kuantitas, tetapi juga berkualitas dalam membangun bangsa.
Di bawah kepemimpinan Gus Muhaimin Iskandar yang didukung KH. Ma’ruf Amin dan para ulama sepuh, serta jaringan gus-gus muda pesantren yang solid dan para penggerak kaderisasi yang kokoh, PKB punya masa depan yang sangat bagus untuk terus bertumbuh.
Kader-kader partai ini harus terus percaya diri, bergerak dan memberi dampak positif, memberi dukungan terhadap pemecahan masalah serta berinovasi untuk kebaikan ummat. Untuk itulah khidmah di jalur politik menemukan maknanya. Selamat ulang tahun PKB, teruslah menjadi nyawa bagi bangsa.(*)
***
*) Oleh : Kholid Abdillah, Ketua DPW Garda Bangsa Jawa Tengah, Anggota Komisi A DPRD Jateng dari PKB.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |