TIMES JATENG, KLATEN – Aktivis Sekolah Sungai Klaten, Arif Fuad Hidayah (40) tutup usia, Minggu (20/6/2021). Pria yang tinggal di Dukuh Mangunjayan, Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah itu selama ini dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial di Kabupaten Klaten. Terutama, aksinya tentang pengembalian fungsi sungai.

Pra kelahiran Klaten 6 Januari 1981 ini dikenal ramah dan militan itu meninggal dunia pukul 04.30 WIB setelah dirawat di ruang ICU RSD Bagas Waras Klaten. Ia meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid-19. Melalui pesan whatsApnya, Bupati Klaten Sri Mulyani juga menyampaikan kabar duka.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun, mas arif, saya bersaksi kamu orang yang sangat baik, surge menantimu Mas Arif,” pesan Bupati Klaten Sri Mulyani.

Almarhum terakhir menjabat sebagai Ketua Yayasan Sungai Lestari Indonesia. Selain itu, Arif juga menjadi Koordinator Divisi Pengurangan Risiko Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Ia juga pernah menerima penghargaan dari BNPB bidang penanggulangan bencana atas inisiatif dalam menggerakkan lingkungan pada 10 Maret 2021.

Pria yang pernah menjadi admin Pusdalops BPBD Klaten ini meninggalkan satu orang isteri dan tiga anak.

Salah satu orang yang selama ini dekat dengan Arif adalah Kepala Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana UGM Yogyakarta dan sekaligus inisiator sekolah sungai, Prof Suratman. Suratman mengenal Arif sebagai sukarelawan yang militan.

“Orangnya militan. Hatinya benar-benar sukarelawan. Jadi saat-saat orang-orang tidur kemudian ada masalah, dia yang membangunkan teman-temannya. Dia selain bekerja dan penggerak juga menjadi motivator dan inisiator, penyelamatan nyawa dan lingkungan nomor satu,” kata Suratman, Selasa, (22/6/2021).

Suratman menuturkan dalam proses menuju revitalisasi Rawa Jombor yang direalisasikan tahun ini, Arif Fuad Hidayah memiliki peran besar sebagai penggerak dari perwakilan komunitas agar program revitalisasi bisa segera dilakukan. (*)