TIMES JATENG, TEGAL – Libur Lebaran 2025 ini menjadi catatan tersendiri bagi pengelola destinasi wisata Guci, Kabupaten Tegal.

Meski arus mudik memadati jalur Pantura hingga H+6 Hari Raya Idul Fitri, tetapi hal tersebut tidaklah berdampak signifikan bagi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan wisata unggulan ini.

Terlebih lagi cuaca ekstrem dengan turunnya hujan sejak beberapa bulan lalu hingga saat ini berdampak besar bagi kunjungan wisata ke berbagai destinasi. Seperti halnya kawasan Wisata Guci Kabupaten yang terletak di kaki Gunung Slamet Jawa Tengah.

Kepala UPTD Wisata Guci, Satriyo Pribadi kepada media menyampaikan, selama periode 31 Maret hingga 6 April 2025 tercatat sebanyak 57.000 wisatawan yang mengunjungi Guci Tegal. Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 68.000 pengunjung.

"Pada momen libur Lebaran tahun 2025 ini tercatat ada 57 ribu wisatawan berkunjung selama tujuh hari. Sementara tahun 2024 mencapai lebih dari 68 ribu orang. Dengan demikian, terdapat penurunan akan jumlah  pengunjung," ujar Satriyo Pribadi di ruang kerjanya.

Menurutnya, faktor cuaca ekstrem serta musibah banjir yang melanda sejumlah daerah beberapa waktu lalu memiliki pengaruh dan menjadi salah satu faktor penyebab utama menurunnya minat masyarakat berwisata, termasuk ke destinasi air panas alami Guci di Taman Wisata Alam (TWA) Guci Tegal.

Bahkan penurunan kunjungan wisatawan ini dirasakan oleh pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Pancuran 13 yakni PT Barokah Guci Tegal pada libur lebaran tahun 2025. 

Zami, perwakilan Manajemen PT Barokah dengan gamblang menjelaskan bahwa jumlah wisatawan harian pada tahun 2025 ini turun drastis. Jika pada Lebaran tahun 2024 lalu mampu mencapai lebih dari 3.000 orang per hari, tahun ini hanya sekitar 1.500 wisatawan per hari.

“Pengunjung tahun ini anjlok, hanya pada H+2 saja kemarin nampak antre. Namun ada hal menarik, tahun 2025 pengunjung banyak yang berasal dari luar Pulau Jawa seperti Sumatra, ini bisa jadi catatan positif untuk pembenahan ke depan,” tegas Zami saat ditemui TIMES Indonesia, Senin (7/4/2025) sore.

Meski kunjungan wisatawan menurun, pihak PT Barokah tetap mengambil langkah antisipasi untuk memberikan rasa aman bagi pengunjung, PT Barokah Wisata Guci selaku pengelola TWA Pancuran 13 juga telah menyiapkan kendaraan siaga dan tim kesehatan yang berjaga selama 24 jam.

"Mobil siaga dan petugas kesehatan kami siapkan untuk memberikan kenyamanan dan mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan jadi kami siap gerak cepat," pungkas Zami.

Di tengah penurunan kunjungan, suasana liburan di kawasan wisata Guci tetap berlangsung meriah dan menjadi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun luar daerah yang ingin menikmati keindahan alam dan hangatnya air panas alami lereng Gunung Slamet.

Bahkan Kastolani selaku pimpinan PT Barokah didampingi BKSDA Provinsi Jateng kepada media menyampaikan anjloknya jumlah pengunjung merupakan hal yang wajar dalam segi bisnis dan tetap disyukuri.

"Kami tidak kecewa akan anjloknya jumlah pengunjung tapi justru tetap bersyukur dan ini hal wajar, semoga masa yang akan datang akan lebih banyak kunjungan para wisatawan sebab Wisata Guci dengan Ikon Sumber Air Panas merupakan wisata paling Favorit dan diminati banyak orang" terang Kastolani.

Memang tidak dipungkiri Kawasan Obyek Wisata Guci Kabupaten Tegal dengan ikon sumber air panas alami hingga kini tetap menjadi favorit para wisatawan, bahkan hal inipun menjadikan Pemerintah Kabupaten Tegal untuk terus berbenah menjadikan kawasan Wisata Guci menasional. (*)