https://jateng.times.co.id/
Berita

Pengembang Stasiun Cuaca Dieng Banjarnegara Ajak Siswa SD Belajar Membuat Sensor Gas Beracun

Jumat, 25 Oktober 2024 - 20:42
Pengembang Stasiun Cuaca Dieng Banjarnegara Ajak Siswa SD Belajar Membuat Sensor Gas Beracun Havid Adhitama, pengajar SDN Pranten 1 (Batang) mengajak siswa melakukan observasi gas beracun. (FOTO: Dok Havid Adhitama for TIMES Indonesia)

TIMES JATENG, BANJARNEGARA – Havid Adhitama salah satu pengembang stasiun cuaca untuk memprediksi embun es Dieng dan Land Slide Data Recorder (LSDR) yang digunakan untuk monitoring tanah bergerak di Kabupaten Banjarnegara mengajari siswa sekolah dasar melakukan observasi di daerah rawan gas beracun sekitar Kawah Siglagah Kabupaten Batang.

Untuk diketahui Havid Adhitama juga sukses mengolaborasikan teknologi Radio dan IoT di ranah pendidikan seperti pemanfaatan SSTV Satelit IO-86 saat melaksanakan Kampus Mengajar dan juga Smart Farming yang dikembangkan saat ia mengikuti PPG Prajabatan angkatan 2 tahun 2022 silam. 

Hari ini, Jumat (25/10/2024) Havid Adhitama, yang kini ditugaskan mengajar SDN Pranten 1 (Batang) mengajak siswa melakukan observasi gas di kawah Siglagah menggunakan prototipe sensor gas beracun yang mereka kembangkan dalam project P5.

Pembuatan sensor monitoring gas perlu dilakukan mengingat sekolah ini hanya berjarak 100 meter dari kawah aktif Siglagah yang berada di gunung Sipandu sisi utara Dieng Banjarnegara.

"Sehingga ancaman gas beracun di sini sangat nyata. Bahkan mereka hidup berdampingan dengan aktivitas vulkanik di sini,” ungkap Havid Adhitama kepada TIMES Indonesia via WhatsApp, Jumat (25/10/2024).

“Kegiatan ini kami pilih sebagai salah satu upaya peningkatan kewaspadaan siswa terhadap tempat tinggal mereka dekat sekali dengan sumber gas beracun," ujar Hafid seraya menjelaskan bahwa observasi salah satu bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Havid-Adhitama-a.jpg

Dipilihnya materi ini merupakan improvisasi karakteristik lingkungan, sosial dan budaya setempat. Terlebih sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gunungapi Dieng juga melakukan sosialisasi kepada siswa SDN Pranten 1 terkait potensi bahaya Gas kawah Siglagah.

Dalam kesempatan itu juga dibahas tentang jalur evakuasi ketika aktivitas vulkanik Dieng meningkat. “Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran siswa terkait bencana geologi yang mengancam mereka," ungkapnya lagi.

Dijelaskan pula, bahwa materi pembuatan alat ini sudah direncanakan sejak awal semester. Diawali dengan pengenalan instrumen elektronika dasar, mikrokontroler hingga pemrograman menggunakan bahasa Arduino. 

"Siswa sangat antusias dengan projek ini sebab teknologi Internet Of Things masih minim diajarkan di tingkat sekolah dasar, apalagi mereka merakitnya langsung seperti puzzle ketika merangkai komponen," jelas Havid Adhitama.

Diharapkan Havid, dengan kegiatan ini siswa di SDN Pranten 01 lebih peduli dan sadar dengan ancaman bahaya di tempat tinggal mereka. 

Kemudian dengan mereka belajar IoT dan mikrokontroler, mereka bisa mengembangkannya ke ranah Agroteknologi dalam membantu efisiensi pertanian. Sebab mayoritas siswa di sini adalah petani kentang dan bawang.

Terpisah kepala sekolah SDN Pranten 01, Joko Ujianto menyambut baik pembelajaran ini. Karena sesuai dengan kondisi geografis yang begitu dekat dengan sumber gas beracun.

Teknologi ini lanjut Joko Ujianto sangat bermanfaat bagi siswa dan semua warga yang ada di lingkungan sekitar sumber gas beracun Siglagah termasuk aktivitas vulkanik Dieng Banjarnegara. (*)

Pewarta : Muchlas Hamidi
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jateng just now

Welcome to TIMES Jateng

TIMES Jateng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.