TIMES JATENG – Dieng Culture Festival (DCF) kembali digelar pada 23–24 Agustus 2025 di Kompleks Candi Arjuna, Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Memasuki tahun ke-15, festival budaya tahunan ini hadir dengan konsep baru bertajuk Back to the Culture, yang menekankan nilai-nilai orisinil dan sakral dari tradisi masyarakat Dieng.
Salah satu perubahan signifikan dalam penyelenggaraan DCF 2025 adalah ditiadakannya “Jazz Atas Awan” yang selama ini menjadi ikon hiburan festival. Sebagai gantinya, akan hadir Orchestra Symphony Dieng, pertunjukan musik orkestra yang menghadirkan nuansa agung dan khidmat di tengah kabut khas dataran tinggi Dieng.
"Musik orkestra dipilih untuk lebih mendekatkan suasana festival pada ruh kebudayaan dan spiritualitas Dieng. Ini juga sebagai bentuk penghormatan pada alam dan tradisi lokal," ungkap Alif, Ketua Pokdarwis Dieng, Sabtu (19/7/2025).
Ruwatan Anak Berambut Gimbal Tetap Jadi Pusat Festival
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, inti dari festival tetap pada ritual ruwatan anak berambut gimbal, tradisi sakral yang dipercaya sebagai bentuk pengembalian amanah dari leluhur. Prosesi ini melibatkan kirab budaya, doa bersama, hingga pemotongan rambut berdasarkan permintaan khusus dari sang anak.
Kegiatan ini hanya dapat disaksikan langsung oleh pengunjung yang telah mendapatkan akses terbatas di Panggung Pandawa, area utama prosesi di Kompleks Candi Arjuna.
Rangkaian Acara dan Daya Tarik Lainnya
DCF 2025 juga akan menampilkan Kirab Budaya, Pesta Lampion, serta penampilan seni tradisi dan tarian daerah. Ribuan lampion akan diterbangkan ke langit malam oleh pengunjung sebagai simbol harapan dan doa bersama.
Di sisi ekonomi, pelibatan UMKM lokal menjadi perhatian utama penyelenggara. Produk-produk khas Dieng seperti carica, purwaceng, dan kerajinan tangan akan ditampilkan dalam bazar budaya, memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil menengah untuk ikut tumbuh bersama festival.
Dieng Fun Walk 2025 Jadi Pembuka
Sebagai pembuka rangkaian festival, Dieng Fun Walk 2025 akan digelar lebih awal pada 27 Juli 2025. Kegiatan ini mengajak masyarakat dari berbagai daerah untuk menikmati olahraga ringan sembari mengeksplorasi kekayaan alam kawasan Dieng.
Antisipasi Cuaca dan Pengaturan Akses
Pihak penyelenggara mengimbau para wisatawan untuk menyiapkan pakaian hangat karena suhu Dieng dapat mencapai di bawah 10 derajat Celsius selama festival berlangsung. Selain itu, kapasitas akomodasi terbatas di wilayah tersebut mendorong pengunjung untuk memesan penginapan sejak dini.
Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan, pembatasan akses akan diberlakukan di area Panggung Pandawa. Sementara dua panggung lainnya, yaitu Sembadra dan Gatotkaca, akan tetap terbuka untuk publik umum.
"DCF ke-15 terbuka untuk umum, namun pembatasan akses hanya diberlakukan pada prosesi inti seperti cukur rambut gimbal dan Orchestra Symphony Dieng," jelas Alif.
Festival Berbasis Tradisi dan Spiritualitas
Dengan perubahan konsep ini, DCF 2025 hadir sebagai perayaan budaya yang tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga menjadi ruang edukasi, kontemplasi, dan penguatan identitas masyarakat Dieng sebagai pewaris budaya leluhur.
Penyelenggaraan DCF 2025 diharapkan mampu membangun pariwisata yang berbasis tradisi dan kearifan lokal, serta memperkuat daya tarik kawasan Dieng sebagai destinasi spiritual dan budaya unggulan di Indonesia. (*)
Pewarta | : Mutakim |
Editor | : Imadudin Muhammad |