TIMES JATENG, MAGELANG – Situasi sosial-politik nasional kembali memanas. Gelombang demonstrasi di berbagai daerah kian merebak, bahkan diikuti oleh aksi anarkis.
Demonstrasi ini merupakan respons atas meningkatnya dugaan represifitas aparat dan kebijakan yang dianggap tidak pro-rakyat.
Puncaknya, protes ini kian meruncing setelah tragedi yang menewaskan seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan.
Menanggapi kondisi ini, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DPC Magelang Raya mengeluarkan pernyataan sikap tegas.
Mereka mengutuk keras segala bentuk tindakan represif dan menuntut pertanggungjawaban penuh dari pihak-pihak terkait.
Pernyataan sikap ini senada dengan "Lima Tuntutan Rakyat GMNI" yang telah diserukan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GMNI.
Ketua Umum GMNI Magelang Raya, Rizky Ardiansyah Rambe. (FOTO: Dok GMNI for TIMES Indonesia)
GMNI Magelang Raya: "Nyawa Rakyat Bukan Taruhan!"
Dalam pernyataan sikap yang disampaikan oleh ketua umum GMNI Magelang Raya, Rizky Ardiansyah Rambe mengatakan bahwa, GMNI turut berdukacita atas meninggalnya Affan Kurniawan.
Mereka menyebut tragedi ini sebagai "puncak dari arogansi kekuasaan dan bukti nyata bahwa negara telah gagal melindungi warganya sendiri, kaum Marhaen."
Rizky menekankan bahwa gelombang protes di jalanan tidak bisa dilepaskan dari kondisi di dalam gedung-gedung kekuasaan.
"Suara rakyat yang diteriakkan di jalanan adalah respons atas ketidakpedulian dan kebijakan anti-rakyat yang dirumuskan di ruang-ruang ber-AC oleh para elit," tegas Rizky pada, Minggu (31/8/2025).
Lima Tuntutan GMNI Magelang Raya
1. Menuntut Pertanggungjawaban Penuh Kapolri dan Mengutuk Keras Segala Tindakan Represif. Kami menuntut Kapolri untuk bertanggung jawab secara institusional dan hukum atas tewasnya Alm.Affan Kurniawan. Proses hukum harus berjalan transparan,dan semua oknum aparat yang terlibat harus dipecat secara tidak hormat. Lebih dari itu, kami menuntut Kapolri untuk memerintahkan seluruh
jajarannya menghentikan total pendekatan kekerasan dan tindakan represif dalam menghadapi massa aksi di seluruh Indonesia. Nyawa rakyat bukan taruhan!
2. Mendesak DPR untuk Memprioritaskan Aspirasi Rakyat, bukan Kepentingan Elit. Saat rakyat menjerit karena kesulitan ekonomi, para wakil rakyat di DPR justru sibuk membahas kenaikan tunjangan fantastis yang menyakiti hati rakyat. Kami mendesak DPR untuk segera membuka ruang dialog yang substantif dan membatalkan semua wacana kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan publik. Jangan sampai gedung parlemen menjadi menara gading yang tuli terhadap rintihan kaum Marhaen.
3. Menuntut Reformasi Fundamental di Tubuh Polri. Tragedi ini membuktikan adanya masalah serius di dalam institusi Polri. Kami menuntut adanya reformasi internal secara total untuk mengembalikan fungsi Polri sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat. Polri harus berhenti menjadi tameng bagi pejabat atau kepentingan oligarki dan kembali ke khittahnya sebagai penjaga keamanan rakyat, bukan penindas rakyat.
4.Menuntut Akuntabilitas Politisi Provokator. Situasi yang memanas diperkeruh oleh pernyataan- pernyataan provokatif dari elit politik. Kami mendukung penuh tuntutan DPP GMNI agar Mahkamah Kehormatan Dewan(MKD)segera mengambil langkah hukum terhadap pejabat seperti Wakil Ketua Komisi II, Ahmad Sahroni, yang pernyataannya terbukti menyulut kemarahan publik dan mengganggu stabilitas keamanan. Para politisi harus bertanggung jawab atas setiap ucapan yang mereka lontarkan.
5.Menyerukan Konsolidasi Akbar Seluruh Elemen Gerakan Rakyat. Menghadapi arogansi kekuasaan yang terpampang nyata, tidak ada pilihan lain selain merapatkan barisan.
"Tidak ada pilihan lain selain merapatkan barisan. Mari kita kawal Lima Tuntutan Rakyat GMNI ini hingga tuntas dan terus berjuang melawan segala bentuk penindasan dengan cara yang terorganisir dan strategis," tegas Rizky.
Ia juga mengatakan bahwa pernyataan tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen untuk terus berjuang.
"Pernyataan kami menegaskan posisi GMNI Magelang Raya yang satu barisan dengan DPP GMNI, berkomitmen untuk terus berjuang demi kepentingan rakyat," pungkas Rizky. (*)
Pewarta | : Hermanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |