TIMES JATENG, BATANG – Jalan raya Alas Roban merupakan bagian dari Jalur trans Jawa yang membentang panjang ribuan kilometer dari Anyer Provinsi Banten hingga Panarukan Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Jalan ini memiliki banyak jalur eksotik dan ekstrim. Salah satunya adalah jalur Alas roban di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Bentangan jalan beraspal dan beton dalam kerimbunan hutan jati tersebut sejarahnya penuh tantangan, baik dari segi kondisi Geografis, Sejarah, maupun Cerita-cerita mistis yang berkembang di masyarakat luas dan penduduk setempat.
Dengan karakter jalan menanjak dan penuh kelokan serta kepadatan arus kendaraan terlebih pada saat arus mudik lebaran dan hari libur Nasional, seringkali menimbulkan kecelakaan di lokasi tersebut.
Bagi para pengendara jika dari Semarang menuju Pekalongan akan melewati kawasan Alas Roban atau ada yang menyebutnya Poncowati yang konon merupakan salah satu Jalur Tengkorak di Jawa Tengah. Karena dulunya jalur tersebut merupakan hutan belantara yang dibelah untuk dibuat jalan raya, Medan jalan yang lumayan sulit, terdapat banyak kelokan serta tanjakan curam, menjadikan Alas Roban sebagai salah satu titik rawan kemacetan di
Jalur Pantai Utara atau Pantura di Pulau Jawa.
Menurut Fajar (30) Salah seorang Driver Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang sudah 10 tahun melintasi jalur Trans Jawa Dari Surabaya ke Jakarta atau sebaliknya, mengakui bahwa Jalur Alas Roban merupakan jalan sulit yang dilalui harus dengan perhitungan dan kehati-hatian,
"Jika akan melalui jalur Alas Roban, Bus yang saya bawa istrahat dulu, di salah satu Rumah makan daerah Gringsing, Batang agar Fit sebelum melintasi Jalur Hutan yang penuh kelokan tajam," ujarnya, pada Senin (14/4/2025).
Median jalan yang menikung dan menanjak membuat kendaraan besar seperti truk pengangkut barang harus ekstra hati-hati saat melintasiatau sama sekali tidak melewati alias lewat Jalur Tol untuk menghindari resiko yang lebih Besar,
"Saya sekarang Jarang lewat jalur lama alas Roban, memilih jalur Tol Karena perhitungan beratnya muatan sehingga dikwatirkan akurasi Rem kurang maksimal berfungsi," tutur Ary (45) Seorang Driver Truk Tronton, ketika dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, pada Senin (14/4/2025).
Kondisi jalur Alas Roban sering menimbulkan kemacetan panjang saat arus lalu lintas sedang padat seperti saat musim mudik LebaranTak jarang, kecelakaan kendaraan dijumpai di titik ini juga karena ada lingkungan sekitar Alas Roban masih berbentuk hutan dan minim penerangan serta cerita mistis yang beredar.
"Dulu pada saat belum ada Jalan Tol,saya lewatnya ya jalur lama Alas Roban ada sekitar 10 tahunan, tapi Alhamdulillah selama itu tak pernah ngalamin atau melihat yang aneh -aneh," tambah Ary.
Kondisi jalur Alas Roban kini sudah jauh lebih baik dari segi infrastruktur. Ada jalan tol yang melintasi wilayah ini, yakni Tol Trans-Jawa, yang mempermudah
pengendara menghindari jalur lama. Namun, jalur tradisional Alas Roban tetap digunakan banyak kendaraan, terutama kendaraan kecil dan sepeda motor atau pengendara yang sengaja melintas untuk bernostalgia di jalur lama yang penuh kenangan tersebut. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kelokan Alas Roban, Salah Satu Jalur Tengkorak di Jawa Tengah
Pewarta | : Ragil Surono |
Editor | : Deasy Mayasari |