TIMES JATENG, PEMALANG – Sepekan lebih tumpukan sampah di jalan Cisadane Kelurahan Kebondalem, arah menuju kantor Bupati Pemalang tidak kunjung diangkut oleh UPT Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang.
Tumpukan sampah yang membentang ratusan meter panjangnya itu, membendung jalan. Akibatnya, jalan utama tersebut tidak bisa dilalui oleh warga.
Tempat pembuangan sampah sementara terpadu Pelutan yang berada di jalan Cisadane pun ditutup selama sepekan terakhir, karena sudah tidak mampu menampung buangan sampah.
Hal ini diresahkan oleh masyarakat, terutama warga Kelurahan Kebondalem dan Desa Tambakrejo yang harus memutar jalan jika ingin menuju keduanya.
Kusnadi ( 50 ) sopir truk sampah DLH Pemalang ketika ditemui di lokasi pembuangan sampah mengatakan, sudah hampir sepekan lebih tumpukan sampah menggenangi jalan Cisadane Kelurahan Kebondalem. TPST Pelutan tidak sanggup lagi menampung sampah dari masyarakat.
Akibatnya, sekitar ratusan meter lebih tumpukan sampah di Jalan Cisadane menuju lingkar selatan Pemalang berada di jalanan dan menutup akses masyarakat dari Desa Tambakrejo dan Kelurahan Kebondalem.
"Sudah satu minggu sampah menumpuk karena pembuangan terakhir tidak ada. Kalau pembuangan terakhir ada ya pasti sudah bersih semua Pemalang," jelasnya, Rabu (29/1/2025).
Kusnadi menambahkan, sementara ini dari pihak kepala desa dan kelurahan, masing-masing membuat lubang untuk pembuangan sementara untuk mengurangi sampah menumpuk di jalan. "Menunggu informasi penggalian kemana sebenarnya kan dari desa sendiri yang harus cari lahan untuk sementara menbuang sampah," katanya.
Sejumlah pengguna jalan juga merasakan hal serupa.
Usman (26) warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Pemalang mengatakan harus memutar arah cukup jauh jika dirinya ingin menuju kota. Walaupun ada jalur alternatif lainnya, tetapi Jalan Cisadane merupakan jalur utama.
Ia berharap sampah dapat segera diangkut, agar aktivitas masyarakat terutama anak sekolah tidak terganggu. "Terpaksa saya harus mutar kalau mau ke arah kota dan Kantor kabupaten," keluhnya. (*)
Pewarta | : Ragil Surono |
Editor | : Faizal R Arief |