TIMES JATENG, BANYUMAS – Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kemensos untuk warga di Desa Lumbir, Banyumas cair, Jumat siang (30/7/2021. Sebanyak 60 warga secara bergilir antre untuk mendapatkan uang sejumlah 600 ribu Rupiah yang dibayarkan untuk dua bulan yakni mei dan Juni 2021.
Namun ada yang menarik saat pengambilan BST tersebut yaitu tiap warga yang menerima berduyun duyun ke Balai Desa sambil membawa pohon Ganyong. Tidak hanya satu pohon, namun ada warga yang membawa lebih dari satu.
Menurut salah satu penerima BST, Watini menjelaskan dirinya dan para warga lain memang sengaja membawa pohon Ganyong untuk dikumpulkan di Balai Desa agar ditanam dipinggir jalan oleh perangkat desa. Karena Desa Lumbir dikenal dengan tanaman Ganyong.
"Iya saya dan warga tetangga lainnya sengaja bawa pohon Ganyong biar ditanam sama perangkat Desa, biar cakep Desanya, lagian disini kan banyak petani Ganyong,"kata Watini polos.
Sementara Kepala Desa Lumbir, Suwarjo menjelaskan beberapa bulan ini para warga sepakat untuk menyumbangkan pohon Ganyong saat penerimaan BST. Saat ini bahkan terlah terkumpul yang sudah ditanan sejumlah 2000 pohon di sepanjang jalan Raya Desa Lumbir.
"Sudah ada 2000 an pohon yang kami tanam, harapannya selain sebagai ketahanan pangan, juga menciptakan keindahan, dan ini juga meningkatkan imun di saat pandemi Covid-19,"kata Suwarjo.
Suwarjo juga menjelaskan ide warga saat itu setelah bertamasya ke Daerah lain, lalu melihat pohon Ganyong sedang berbunga. Saking indahnya, warga dan Pemdes sepakat menanam Ganyong.
Ditambahkan Suwarjo, Ganyong merupakan tanamam yang kini mulai jarang dijumpai, terlebih anak milenial saat ini kebanyakan tidak tahu Pohon Ganyong, Padahal bila dikembangkan akan menciptakan nilai ekonomi di pedesaan.
Ganyong merupakan tanaman sejenis talas yang merupakan bahan baku pembuatan tepung Ganyong. Sedang fungsinya menurut Suwarjo mampu meredam panas dalam, radang tenggorokan, mengatasi diare, darah tinggi, saluran kencing.
"Ini menjadi ciri khas Desa Lumbir sebagai penghasil Ganyong yang bisa dijadikan sebagai tepung, makanya ada yang namanya bubur Ganyong," terangnya. (*)
Pewarta | : Sutrisno |
Editor | : Faizal R Arief |